Bisnis.com, JAKARTA - Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas diyakini merupakan cara terbaik untuk menanggulangi risiko berkurangnya kesempatan belajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) secara berkualitas.
Pesan tersebut disampaikan istri Mendikbudristek Franka Makarim pada Rapat Kerja Bunda PAUD di Jakarta, Sabtu (30/10/2021). Rapat kerja diikuti oleh hampir 700 orang Bunda PAUD yang berasal dari 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota.
“Saya sendiri juga telah mengizinkan kedua anak saya untuk melakukan PTM terbatas dengan protokol kesehatan yang ketat. Saya yakin, jika kita terus disiplin menjaga kesehatan anak-anak kita, mereka akan dapat bersekolah dengan aman, nyaman, dan optimal,” ucap Franka dalam keterangan tertulis, Minggu (31/10/2021).
Dia menuturkan kegiatan bermain-belajar tidak dapat dilakukan secara normal saat hanya di rumah selama lebih dari satu tahun. Pasalnya, kata dia, tidak mudah bagi orang tua di rumah untuk dapat membimbing anak belajar.
Dia berharap agar PTM terbatas dapat menstimulasi perkembangan keterampilan dasarnya anak-anak secara berkesinambungan, tanpa terinterupsi, apalagi terhenti sama sekali.
“Pandemi telah menyebabkan perubahan yang luar biasa terhadap pendidikan anak-anak kita. Dampak yang ditimbulkan dari semua perubahan ini juga sangat mempengaruhi proses tumbuh kembang anak, khususnya mereka yang masih berada di jenjang PAUD,” tutur Franka.
Sekadar informasi, berdasarkan survei lintas jenjang yang dilakukan Kemendikbudristek, per September 2021, 61 persen satuan PAUD masih melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), dan baru 39 persen satuan PAUD yang sudah dapat melaksanakan PTMT.
Oleh karenanya, Franka mengatakan seluruh anggota ekosistem PAUD perlu turut mengawal transisi moda bermain-belajar yang sebelumnya sepenuhnya dalam bentuk PJJ melalui Belajar Dari Rumah (BDR), berangsur-angsur menjadi PTMT, agar dapat berjalan dengan lancar.
“Kita semua perlu terus menjaga kesinambungan dari kedua pendekatan ini, baik di sekolah maupun di rumah,” lanjutnya.