Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kudeta Sudan: Milter Bebaskan Perdana Menteri Abdalla Hamdok

Pemimpin militer Sudan yang melakukan kudeta berdarah menyatakan Perdana Menteri Abdalla Hamdok yang diturunkan sedang diamankan di sebuah tempat tinggal pribadi.
Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok (ANTARA/REUTERS/Mohamed Nureldin Abdallah (REUTERS//MOHAMED NURELDIN ABDALLAH)
Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok (ANTARA/REUTERS/Mohamed Nureldin Abdallah (REUTERS//MOHAMED NURELDIN ABDALLAH)

Bisnis.com, JAKARTA — Pemimpin militer Sudan yang melakukan kudeta berdarah menyatakan Perdana Menteri Abdalla Hamdok yang diturunkan sedang diamankan di sebuah tempat tinggal pribadi demi keselamatannya.

Perdana menteri dan para menteri kabinet sudah tidak terlihat sejak penahanan meski banyak kalangan internasional meminta mereka untuk dibebaskan segera. Mereka ditahan oleh pasukan yang setia pada Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dan sampai kemarin masih belum diketahui keberadaan mereka sebagaimana dikutip TheGuardian.com, Rabu (27/10).

Seorang sumber dari jajaran militer Sudan menyebut bahwa Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok sudah dipulangkan ke rumahnya.
Hamdok yang baru saja digulingkan dan diamankan, kini telah diantar kembali ke kediamannya di distrik Kafouri.

"Perdana menteri ... telah diantar kembali ke rumahnya sendiri di distrik Kafouri dan langkah-langkah keamanan telah dilakukan di sekeliling rumahnya," ujar sumber tersebut.

Sebelumnya Hamdok diketahui berada di rumah panglima militer sekaligus pemimpin kudeta Abdel Fattah al-Burhan. Dia pun membenarkan kabar tersiar tersebut.

"Di rumah saya ... (dan) dalam keadaan sehat", kata Abdel Fattah kemarin

Sebelumnya, rumah Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok di Ibu Kota Khartoum dilaporkan telah dikepung militer pada Senin (25/10), setelah sejumlah pejabat negara ditahan kelompok tak dikenal dalam upaya kudeta.

Sedikitnya tujuh orang dilaporkan tewas ditembak oleh angkatan bersenjata selama aksi protes menentang kudeta militer di Sudan. Mereka juga mecatat setidaknya 140 orang terluka saat bentrok dengan angkatan bersenjata.

Selain itu, Sudan juga menutup akses penerbangan keluar dan masuk karena situasi negara yang belum kondusif usai militer Sudan mengambil alih komando dari PM Abdalla Hamdok.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper