Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hubungan dengan Barat Memburuk, Kapal China dan Rusia Patroli Bersama untuk Pertama Kali

China dan Rusia telah mengembangkan hubungan militer dan diplomatik yang lebih erat dalam beberapa tahun terakhir pada saat hubungan mereka dengan Barat memburuk.
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) memberikan es krim kepada Presiden China Xi Jinping sebagai hadiah ulang tahun sebelum konferensi Interaction and Confidence-Building Measures in Asia (CICA) di Dushanbe, Tajikistan (15/6/2019)./Reuters
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) memberikan es krim kepada Presiden China Xi Jinping sebagai hadiah ulang tahun sebelum konferensi Interaction and Confidence-Building Measures in Asia (CICA) di Dushanbe, Tajikistan (15/6/2019)./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Kapal perang Rusia dan China untuk pertama kalinya mengadakan patroli bersama di wilayah bagian barat Samudra Pasifik dari 17 hingga 23 Oktober, menurut Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan kemarin, Sabtu (23/10/2021).

Kegiatan tersebut merupakan kelanjutan dari latihan kerja sama Moskow dan Beijing di Laut Jepang pada awal Oktober. Kedua negara telah mengembangkan hubungan militer dan diplomatik yang lebih erat dalam beberapa tahun terakhir pada saat hubungan mereka dengan Barat memburuk.

Manuver angkatan laut itu diawasi ketat oleh Jepang yang menyatakan awal pekan ini bahwa sekelompok 10 kapal dari China dan Rusia berlayar melalui Selat Tsugaru. Selat itu memisahkan pulau utama Jepang dan pulau utara Hokkaido.

"Sekelompok kapal melewati Selat Tsugaru untuk pertama kalinya sebagai bagian dari patroli," menurut Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataan itu seperti dikutip Channel News Asia, Minggu (24/10/2021). Selat tersebut selama ini dianggap sebagai perairan internasional.

"Tugas patroli itu adalah untuk mengibarkan bendera negara Rusia dan China, menjaga perdamaian serta stabilitas di kawasan Asia-Pasifik, dan menjaga subyek kegiatan ekonomi maritim kedua negara," menurut kementerian itu.

Pada akhir tahun lalu, pesawat pengebom varian terbaru H-6K milik militer China terlihat saat patroli udara bersama Rusia.

Pasukan Bela Diri Jepang (JASDF) di laman Kementerian Pertahanan Jepang mengidentifikasi empat unit bomber H-6 China dan dua bomber Tu-95 Rusia saat melintas di atas Laut China Selatan dan Laut Jepang saat itu.

JSDF berhasil memotret pesawat-pesawat tempur tersebut dan salah satu foto H-6 yang diunggah di laman Kemhan Jepang memperlihatkan empat penyangga (pylon) di setiap sayap. Namun, tidak terlihat senjata atau selongsong di pylon tersebut.

Kementerian Pertahanan China membenarkan keberadaan pesawat tersebut dengan menyebutnya sebagai H-6K, varian terbaru bomber H-6.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper