Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Taliban Jalin Kerja Sama Keamanan Regional dengan Rusia, China, Iran

Perwakilan Taliban telah bertemu dengan pejabat Uni Eropa dan AS serta melakukan perjalanan ke Turki untuk mendapatkan pengakuan resmi dan menjalin kerja sama dengan Rusia, China, Iran.
Pasukan Taliban berhasil mengambil alih pemerintah resmi Afganistan/DW.com
Pasukan Taliban berhasil mengambil alih pemerintah resmi Afganistan/DW.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintahan Taliban menjalin kerja sama keamanan regional dengan Rusia, China, dan Iran setelah Kremlin memperingatkan munculnya ISIS dan ancaman perdagangan narkoba menyusul berkuasanya kelompok garis keras itu di Afghanistan.

Dalam pembicaraan di Ibu Kota Rusia, sebagai penampilan internasional pertama Taliban sejak mereka mengambil alih kekuasaan pada Agustus, sepuluh negara peserta juga menyerukan bantuan kemanusiaan "mendesak" untuk Afghanistan.

Mereka menyatakan Afghanistan harus mendapatkan pendanaan rekonstruksi.

Pembicaraan itu terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan para pejuang ISIS yang berkumpul di Afghanistan utara. 

Kehadiran mereka memicu perselisihan agama dan etnis di wilayah itu yang dianggap Moskow sebagai halaman belakangnya.

Dalam pernyataan bersama kemarin, pihak-pihak dalam pertemuan Moskow mengatakan mereka telah menyuarakan keprihatinan tentang aktivitas kelompok teror dan "menegaskan kembali kesediaan mereka untuk terus mendukung keamanan di Afghanistan agar turut berkontribusi pada stabilitas regional".

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, yang berpidato dalam pertemuan itu dan mengkritik ketidakhadiran pejabat AS, sebelumnya mengatakan para pejuang yang terkait dengan ISIS dan Alqaeda telah berusaha untuk mengeksploitasi kekosongan keamanan.

Sebelum pembicaraan di Moskow, perwakilan Taliban telah bertemu dengan pejabat Uni Eropa dan AS serta melakukan perjalanan ke Turki untuk mendapatkan pengakuan resmi dan bantuan dari masyarakat internasional setelah pengambilalihan mereka pada pertengahan Agustus.

Delegasinya, yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Abdul Salam Hanafi, seorang tokoh senior dalam kepemimpinan baru Afghanistan, mengatakan bahwa "pengisolasian Afghanistan tidak akan menguntungkan pihak mana pun. Ini telah terbukti di masa lalu."

Akan tetapi, utusan Kremlin untuk Afghanistan Zamir Kabulov mengatakan pengakuan resmi hanya akan datang ketika Taliban memenuhi harapan pada hak asasi manusia dan pemerintahan yang inklusif sebagaimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (21/10/2021).

Dalam pernyataan bersama mereka, para peserta menyuarakan keprihatinan itu dan mendesak Taliban "mempraktikkan kebijakan internal dan eksternal yang moderat dan sehat" serta "mengadopsi kebijakan bersahabat terhadap tetangga Afghanistan".


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper