Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Novel Baswedan Bicara 'Taliban di KPK' Lewat Kanal YouTubenya

Eks penyidik senior KPK Novel Baswedan angkat bicara terkait isu yang menyebut pegawai KPK taliban.
Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan memberikan keterangan pers di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (26/4/2019)./ANTARA-Yulius Satria Wijaya
Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan memberikan keterangan pers di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (26/4/2019)./ANTARA-Yulius Satria Wijaya

Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan bicara ihwal isu taliban di tubuh lembaga antirasuah lewat kanal YouTube miliknya.

Menurut Novel isu taliban yang disematkan kepada dirinya dan mantan pegawai KPK lainnya hanya pembingkaian atau framing semata.

Dia menyebut isu taliban yang digaungkan tersebut adalah fitnah dan digaungkan oleh orang-orang yang sengaja membuat fitnah dan punya kepentingan.

"Koruptor mengatakan saya dan kawan-kawan taliban itu karena kami adalah orang-orang yang punya integritas, punya dedikasi, jujur dan enggak bisa dipengaruhi," kata Novel lewat kanal YouTube miliknya, dikutip Jumat (15/10/2021).

Menurutnya, ada orang yang sengaja mem-framing masyarakat bahwa taliban adalah pegawai lembaga antirasuah yang terpapar radikalisme islam.

Padahal, kata dia, di antara 57 pegawai KPK yang tak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK), tidak semuanya beragama islam. Beberapa di antaranya ada Hotman Tambunan, Andre Deddy Nainggolan, Juliandi Tigor, Riswin, dan lainnya.

"Ini kan orang-orang yang bener-bener. Jadi ya percuma mau diomongin percuma orang itu punya motif, punya kepentingan," kata Novel.

Dia pun mengaku tidak tahu siapa yang berada di belakang orang-orang yang menyematkan predikat taliban kepada dirinya dan 56 mantan pegawai KPK lainnya.

"Ya enggak tahu siapa yang menitipkan motif ke dia, kan enggak mungkin juga kita mau usut," ujarnya.

Novel mengaku tidak ambil pusing mengenai isu tersebut. Menurut dia yang terpenting adalah terus memperjuangkan kebaikan, berbuat kebenaran, dan memberantas korupsi.

"Itu cukup, enggak peduli mau diomongin apa. Kalau kita dengarkan omongan itu, kita akan lelah urusin mereka," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper