Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waspada Lonjakan Covid-19 Ketiga, Perhatikan Hal Ini

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat Indonesia telah mengalami dua kali lonjakan besar Covid-19. Di balik itu ada pembelajaran yang dapat diambil untuk mencegah kasus positif kembali naik.
Warga berjalan di depan videotron mengenai protokol kesehatan di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (13/9/2021). /Antara Foto-Dhemas Reviyanto
Warga berjalan di depan videotron mengenai protokol kesehatan di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (13/9/2021). /Antara Foto-Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia berpotensi mengalami lonjakan ketiga Covid-19. Oleh karena itu penting bagi semua pihak untuk mempelajari pola kenaikan kasus selama pandemi berlangsung di Tanah Air. 

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa kasus positif Covid-19 baru telah turun selama 10 pekan terakhir. Namun dengan adanya wacana kegiatan besar kembali diizinkan dan ditambah periode Natal dan Tahun Baru 2022, Indonesia dibayangi oleh gelombang Covid-19 selanjutnya.

"Berdasarkan pengalaman, kenaikan kasus hampir selalu terjadi pasca kegiatan besar," Wiku memberi Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Kamis (30/9/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Menurut Wiku kebijakan pembatasan mobilitas dan aktivitas masyarakat adalah faktor utama menekan laju penyebaran virus Corona. Namun pendekatan tersebut tidak dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lama, karena akan berdampak pada sektor ekonomi dan juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu disiplin protokol kesehatan menjadi upaya paling mudah dan murah yang bisa dilakukan.

Adapun sebagai pembelajaran pertama, kenaikan kasus Covid-19 pertama terjadi pascaperiode Idulfitri tahun 2020. Meskipun saat itu diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan mudik ditiadakan, tetapi kasus tetap naik hingga 214 persen. Kenaikan mulai terjadi 2 minggu pasca-lebaran dan bertahan selama 7 minggu.

Setelah itu, puncak pertama kasus Covid-19 di Indonesia terjadi pada November 2020 hingga Januari 2021. Kenaikan ini merupakan akumulasi dari event kolektif yang dimulai dari hari kemerdekaan 17 Agustus, Maulid Nabi pada 28-29 Oktober, serta Natal dan Tahun Baru 2021.

Saat itu kasus baru naik sebesar 389 persen dan bertahan hingga 13 minggu. Setelah puncak pertama, kasus sempat menurun selama 15 minggu.

Indonesia masuk pada puncak kedua pasca-Idulfitri 2021. Meskipun saat itu aturan peniadaan mudik telah diberlakukan, kegiatan berkumpul bersama keluarga pada satu wilayah yang sama atau wilayah aglomerasi tetap dilakukan oleh sebagian besar masyarakat.

"Hal ini terjadi karena masyarakat merasa aman dengan turunnya kasus Covid-19 selama 15 minggu berturut-turut

Selain itu, adanya varian Delta yang menyebarluas di Indonesia, juga berperan besar pada gelombang besar kedua tersebut. Sebagai akibatnya, kasus naik hingga 880 persen.

Namun, lonjakan kedua berlangsung lebih singkat selama 8 minggu daripada lonjakan kasus pertama yang bertahan selama 13 minggu. Hal ini terjadi karena kemampuan kesadaran dan respon kolektif antara seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah.

Kondisi lonjakan kedua mendorong diberlakukannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan akhirnya memengaruhi kondisi ekonomi Indonesia.

Pada Kuartal ketiga 2021, pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 2 persen. Angka ini turun sekitar 5 persen dari pertumbuhan ekonomi pada Kuartal kedua yaitu 7,0 tujuh persen.

"Sekali lagi saya tekankan bahwa apapun upaya yang akan dilakukan jika pelaksanaan dan pengawasan protokol Kesehatan tidak kuat, maka hal tersebut tidak akan berjalan dengan efektif," kata Wiku.

#ingatpesanibu #sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khadafi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper