Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Catat Rekor Kematian Akibat Covid-19 Varian Delta

Angka terbaru menjadikan total kematian akibat Covid-19 di Rusia naik menjadi 207.255 atau yang tertinggi di Eropa.
Seorang perawat memperlihatkan sebuah kotak dengan vaksin Rusia Sputnik-V melawan penyakit  Covid-19 disiapkan untuk suntikan dalam tahap uji coba pasca-pendaftaran di sebuah klinik di Moskow, Rusia, Kamis (17/9/2020)./Antara-Reutersrn
Seorang perawat memperlihatkan sebuah kotak dengan vaksin Rusia Sputnik-V melawan penyakit Covid-19 disiapkan untuk suntikan dalam tahap uji coba pasca-pendaftaran di sebuah klinik di Moskow, Rusia, Kamis (17/9/2020)./Antara-Reutersrn

Bisnis.com, JAKARTA--Rusia melaporkan jumlah kematian virus akibat virus Corona tertinggi untuk hari ketiga berturut-turut akibat infeksi varian Delta yang menular cepat dan tingkat vaksinasi yang lambat.

Penghitungan pemerintah melaporkan 867 kematian selama 24 jam terakhir dan 23.888 kasus baru. Angka terbaru tersebut menjadikan total kematian negara itu akibat Covid-19 naik menjadi 207.255 atau yang tertinggi di Eropa.

Pakar independen menuduh pihak berwenang meremehkan tingkat keparahan wabah.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan tingkat vaksinasi Rusia "masih tidak mencukupi".

"Kita perlu lebih aktif terus menjelaskan bahwa satu-satunya hal yang menyelamatkan nyawa adalah vaksin," kata Peskov kepada wartawan seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (30/9/2021).

Sebagai negara yang paling parah kelima di dunia dengan lebih dari tujuh juta infeksi, Rusia telah mencatat peningkatan kasus selama sebulan terakhir karena vaksinasi terhenti.

Moskow, pusat wabah, telah mengalami lonjakan baru-baru ini dan pihak berwenang memperingatkan meningkatnya penerimaan pasien rumah sakit. Selain itu, Moskow dan sejumlah wilayah lain juga meluncurkan kebijakan wajib vaksin di musim panas, tetapi upaya vaksinasi sejak itu terhenti.

Di bawah definisi yang lebih luas untuk kematian terkait dengan virus Corona, badan statistik Rosstat melaporkan pada Agustus bahwa Rusia telah mencatt lebih dari 350.000 kematian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper