Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak AUKUS, Macron Hentikan Pembicaraan dengan Australia

Setelah AUKUS, Prancis menyatakan setiap pembicaraan antara Emmanuel Macron dan Perdana menteri Australia, Scott Morrison, harus dipersiapkan secara serius.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison (kedua kiri) bersama keluarganya./Reuters-David Gray
Perdana Menteri Australia Scott Morrison (kedua kiri) bersama keluarganya./Reuters-David Gray

Bisnis.com, JAKARTA - Akibat pembatalan kesepakatan pembuatan kapal selam senilai 56  miliar euro dari Australia atau yang dikenal dengan AUKUS, Prancis akan menahan diri untuk tidak melakukan pembicaraan dengan pemerintahan tersebut untuk sementara.

Prancis menyatakan setiap pembicaraan pada masa depan antara Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, harus "dipersiapkan secara serius" dan memiliki "substansi".

Meski pihak Istana Llysée Palace membantah menolak menerima telepon Morrison, dengan mengatakan presiden “selalu tersedia untuk berbicara di telepon”, tetapi mengakui tidak terburu-buru untuk melanjutkan kontak dengan Canberra.

Prancis sangat marah setelah Australia membatalkan kontrak dengan Prancis dua minggu lalu untuk mendukung perjanjian pertahanan dengan AS, Inggris, dan Australia (AUKUS) tanpa peringatan.

Pejabat Australia sejak itu telah mendekati Macron untuk pembicaraan yang bertujuan memperbaiki kerusakan hubungan dan mengatasi dampaknya.

Akan tetapi tetapi, pihak Istana Lysée menyatakan setiap kontak harus menunggu sampai duta besarnya, yang dipanggil pulang, kembali ke Canberra pada tanggal yang tidak ditentukan.

Meski hubungan diplomatik berlanjut, seorang pejabat Lysée menyatakan kantor Morrison telah melakukan upaya setengah hati untuk memberi tahu Macron tentang keputusannya sebelumnya.

Kantor Morrison telah menelepon presiden pada 13 September meminta untuk berbicara dengannya pada hari berikutnya pada pukul 10 pagi, tetapi diberitahu bahwa presiden tidak akan tersedia karena dia akan menjadi tuan rumah dewan menteri mingguan, kata sumber itu sebagaimana dikutip TheGuardian.com, Kamis (30/9/2021).

Lysée menyarankan panggilan telepon pada hari Kamis 15 September pukul 9 pagi, tetapi "pihak Australia tidak ingin panggilan itu dilakukan".

Sebaliknya, kantor Morrison mengulangi permintaan untuk panggilan pada 14 September. Ketika Lysée bertanya apa yang ingin dibicarakan oleh perdana menteri, tidak ada jawaban, kata pejabat itu pada 15 September siang hari.

Macron menerima surat dari Morrison yang memberitahukan kepadanya bahwa kontrak kapal selam dengan perusahaan Prancis Naval Group telah dihentikan dan bahwa pakta keamanan baru akan diumumkan oleh Morrison dan presiden AS, Joe Biden kemudian.

Lysée menyatakan telah menerima permintaan lebih lanjut untuk berbicara dengan Macron “beberapa hari yang lalu”, tetapi telah menunda pembicaraan apa pun sampai duta besar Prancis kembali ke jabatannya.

"Pembicaraan ini harus dipersiapkan dengan sangat serius," kata pejabat itu. Dia mengatakan duta besar Prancis akan kembali dengan sebuah pesan yang akan merintis pembicaraan berikutnya dengan PM Morrison. Presiden selalu tersedia untuk berbicara di telepon dengan Perdana Menteri Morrison, tetapi Anda mengerti dalam konteks saat ini kami membutuhkan percakapan yang substansial.

“Kami sedang mempersiapkan untuk itu dan kontak akan terjadi ketika saatnya tiba,” katanya.

Dalam percakapan yang panjang dan dilaporkan memanas melalui telepon dengan Boris Johnson minggu lalu, Macron mencari penjelasan mengapa Inggris mendukung Prancis atas kesepakatan AUKUS.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper