Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha dan lima menteri kabinet dengan nyaman selamat dari mosi tidak percaya di parlemen hari ini pada saat para aktivis merencanakan lebih banyak protes terhadap pemerintah.
Prayut menerima 264 suara mendukung dan 208 menentang. Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul dan empat menteri kabinet lainnya juga selamat dari mosi tak percaya dengan cara yang sama.
Oposisi membutuhkan 242 dari 482 suara parlemen untuk menggulingkan perdana menteri.
Anggota parlemen selama empat hari menuduh pemerintahnya salah menangani pandemi dan mengkritiknya atas dampak ekonomi yang parah.
Pemerintah dituding lambat dalam peluncuran vaksin akibat tidak membuat pesanan vaksin terlebih dahulu dan memutuskan untuk tidak bergabung dengan skema pasokan vaksin Covax internasional. Prayut berdiri dengan keputusan itu.
Kali adalah gerakan kecaman ketiga yang dipertahankan pemerintah dan datang ketika pengunjuk rasa pro-demokrasi merencanakan lebih banyak demonstrasi pada hari ini.
Baca Juga
Pengunjuk rasa pro-demokrasi berbaris di Bangkok pada bulan Juli dan menuntut Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha mundur dan pemerintah dimintai pertanggungjawaban karena salah mengelola pandemi sebagaimana dikutip CNN.com, Sabtu (4/9/2021).
Unjuk rasa baru-baru ini berubah menjadi kekerasan setelah pasukan keamanan menggunakan gas air mata, meriam air dan peluru karet terhadap pengunjuk rasa yang melemparkan batu dan petasan.
Thailand telah melaporkan 1,2 juta infeksi dan lebih dari 12.000 kematian terkait Virus Corona (Covid-19), kebanyakan dari mereka sejak April karena varian Delta.
Pihak berwenang melaporkan peningkatan satu hari terbesar dalam kasus pada pertengahan Agustus dengan lebih dari 23.000 kasus.
Peluncuran vaksin dimulai pada bulan Juni di tengah wabah paling parah di negara itu. Banyak orang tidak dapat menemukan perawatan medis dan beberapa meninggal di rumah.
Sekarang sekitar 13 persen dari lebih dari 66 juta penduduk Thailand telah divaksinasi lengkap.