Bisnis.com, JAKARTA - Penanganan Covid-19 menunjukan tren hasil yang positif pekan ini. Namun, angka kematian masih cukup tinggi.
Satgas Covid-19 meminta agar masyarakat yang positif Covid-19 untuk tidak menjalani isolasi mandiri (isoman) melainkan menjalani isolasi terpusat (isoter).
Hal ini dilakukan agar penanganan terhadap pasien Covid-19 bisa berjalan dengan lebih baik.
“Kenapa? Jika isoman itu pendeteksian dan pendampingannya kurang. Sementara percepatan virus menerobos ke sel-sel yang sehat lebih cepat. Itu bisa memburuk apalagi yang sakit mempunyai komorbid,” kata Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Brigjen TNI (P) Alexander Kaliaga Ginting dalam talkshow virtual, Kamis (2/9/2021).
Dikatakan, penderita Covid-19 yang menjalani isoman, kerap tidak menyadari saturasi oksigen sudah turun, sehingga terjadi badai sitokin dan dibawa ke rumah sakit masuk ke ICU,” ujarnya.
Pada isoter, pihak TNI-Polri, Kemenkes sudah menyiapkan obat dan ada tim medis yang memberikan obat tersebut. Jika pun terjadi perburukan akan segera dibawa ke rumah sakit.
Selain itu, lanjut Alex, pihaknya juga terus memperkuat posko Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
“Nanti posko baik di desa/kelurahan inilah yang bertanggung jawab sosialisasi ke warga. Jika ada positif segera melaporkan diri, tidak perlu takut, tidak perlu khawatir. Jika ada bergejala dan komorbid segera ditarik ke isoter. Semakin cepat ke isoter akan cepat ditangani dan perburukan akan bisa dihindari,” paparnya.
Di tengah tren kasus Covid-19 yang menurun, kasus kematian pada bulan Agustus lebih tinggi dibanding bulan Juli yang mencapai 34.394.
Sedangkan, pada bulan Agustus meningkat menjadi 34.330. Dari 34 provinsi, 16 di antaranya mengalami kenaikan kasus kematian.
Sebelumnya, Jubir Vaksinasi Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, mengatakan beberapa faktor yang menjadi penyebab peningkatan kasus Covid-19 adalah: mobilitas pergerakan masyarakat, varian baru Virus Corona yaitu B.117 asal Inggris, kemudian B.1351 asal Afrika Selatan dan varian mutasi ganda dari India B. 1617.
WHO pun menyebut bahwa varian tersebut sangat menular, termasuk jenis varian yang tercepat, dan terkuat yang pernah ada .
“Varian yang digolongkan dengan varian of concern atau VoC yang diwaspadai itu ada tiga jenis yaitu B.117, B.1351, dan varian B1617. Varian B.117 ini diketahui memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi sekitar 36 sampai 75 persen dibandingkan dengan jenis virus yang beredar sebelumnya,” katanya pada konferensi pers secara virtual, Selasa (4/8/2021).