Bisnis.com, JAKARTA - Uni Eropa (UE) merekomendasikan penangguhan sementara untuk semua perjalanan yang tidak penting dari warga Amerika Serikat akibat lonjakan kasus Covid-19 di negara itu.
Rata-rata harian untuk penerimaan rumah sakit di AS meningkat melewati 100.000 untuk pertama kalinya sejak musim dingin lalu sebagaimana dikutip BBC.com, Selasa (31/8).
Gelombang baru penyebaran virus Corona itu dipicu oleh varian Delta yang paling parah di AS bagian selatan meski kasusnya meningkat secara nasional.
Panduan dari blok 27 negara itu bertolak belakang dengan saran yang dikeluarkan pada Juni lalu yang mencabut pembatasan bagi pelancong Amerika Serikat menjelang musim pariwisata.
Rekomendasinya tidak mengikat, artinya masing-masing negara akan diizinkan untuk memutuskan apakah mereka masih ingin mengizinkan pengunjung AS dengan bukti vaksinasi, tes negatif, atau karantina.
Meskipun UE pertama kali mencabut pembatasan perjalanan pada orang Amerika Serikat pada Juni lalu, AS terus mempertahankan larangan mereka terhadap perjalanan tidak penting ke Eropa sejak Maret 2020.
Israel, Kosovo, Lebanon, Montenegro, dan Makedonia Utara juga telah dihapus dari daftar perjalanan aman ke UE.
Penerimaan di rumah sakit di AS untuk pasien Covid-19 telah mencapai tingkat yang tidak terlihat sejak Januari, ketika negara itu mencapai rekor tertinggi sepanjang masa dengan lebih dari 142.000 pasien virus Corona dirawat di rumah sakit.
Florida memiliki lebih dari 16.000 pasien Covid-19 di rumah sakit atau yang paling banyak dari negara bagian manapun. Jumlah itu diikuti oleh Texas dan California, menurut data dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS.
Lonjakan terbaru membebani rumah sakit dan petugas kesehatan. Sekitar satu dari lima unit perawatan intensif telah mencapai kapasitas setidaknya 95 persen.
Tingkat kematian juga meningkat, mencapai rata-rata lebih dari 1.000 per hari. Lebih dari setengah dari semua warga Amerika Serikat telah mendapatkan vaksinasi terhadap Covid-19 secara penuh.
Dengan disetujuinya penggunaan vaksin Pfizer oleh Badan Makanan dan Obat-obatan AS (FDA) minggu lalu, AS telah menggandakan upayanya untuk meningkatkan vaksinasi.