Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waduh, Luhut Bakal Setop Vaksinasi Gratis untuk Orang Kaya

Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan pemerintah bakal menyetop vaksinasi Covid-19 gratis untuk kelas menengah atas atau orang kaya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Bisnis/Triawanda Tirta Aditya
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Bisnis/Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan vaksinasi Covid-19 gratis untuk kelas menengah ke atas atau orang kaya akan disetop mulai tahun depan.

Hal itu disampaikan Luhut dalam acara virtual Pembukaan Forum Nasional Kemandirian dan Ketahanan Industri Alat Kesehatan di kanal YouTube Farmalkes TV, Senin (30/8/2021).

Luhut mengatakan selama 50 tahun terakhir Indonesia telah mempertahankan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata 5,6 persen dalam produk domestik bruto (PDB), dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan penurunan substansial dalam kemiskinan ekstrim.

Menurutnya, kelas menengah di Indonesia terus mengalami pertumbuhan lebih cepat daripada kelompok lain. Berdasarkan data Bank Dunia, saat ini setidaknya ada 52 juta orang Indonesia yang aman secara ekonomi, atau satu dari setiap lima orang Indonesia.

Dia mengatakan adanya pertumbuhan kelas menengah di Indonesia berimbas pada permintaan perawatan kesehatan yang juga ikut berkembang.

“Kelas menengah Indonesia berkembang, permintaan perawatan kesehatan juga berkembang,” jelas Luhut.

Bahkan, Luhut memperkirakan di tahun depan jumlah dari kelas menengah di Indonesia akan terus berkembang melebihi 100 juta penduduk.

Dengan semakin bertambahnya kelas menengah, hal inilah yang membuat Luhut akan memberhentikan pengadaan vaksin Covid-19 untuk kelas tersebut mulai tahun depan.

“Saya kira itu akan berkembang terus. Itu market yang sangat membutuhkan itu. Jadi tahun depan kita enggak mau lagi memvaksin orang-orang yang kelas menengah atas yang jumlahnya mungkin lebih dari 100 juta,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper