Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menkes: Fokus Program Kesehatan 2022 Bukan Menghilangkan Pandemi

Penanganan pandemi masih menjadi yang utama, termasuk pembayaran klaim pasien dan insentif tenaga kesehatan serta pengadaan obat.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (layar kiri), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (layar kanan), Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Y. Benyamin (layar tengah atas) dan panelis lainnya dalam webinar  Mid Year Economic Outlook 2021: Prospek Ekonomi Indonesia Pasca Stimulus, Relaksasi dan Vaksinasi di Jakarta, Rabu (7/7/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (layar kiri), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (layar kanan), Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Y. Benyamin (layar tengah atas) dan panelis lainnya dalam webinar Mid Year Economic Outlook 2021: Prospek Ekonomi Indonesia Pasca Stimulus, Relaksasi dan Vaksinasi di Jakarta, Rabu (7/7/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi mengungkapkan program kementerian tahun depan akan fokus pada sektor hulu yakni mempersiapkan pandemi berubah menjadi epidemi.

Menkes mengatakan strategi utama penanganan pandemi pada tahun depan akan berfokus pada perubahan perilaku, deteksi, dan vaksinasi. Ketiga strategi tersebut akan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sehari-hari.

"Fokus program kami lebih banyak ke sisi hulu. Bagaimana mengatur protokol kesehatan, mengatur protokol deteksi testing lacak, isolasi, agar itu menjadi bagian normal kehidupan kita sehari, menghadapi pandemi ini berubah menjadi epidemi," katanya dalam Konferensi Pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2022 pada Senin (16/8/2021).

Dia mengatakan tujuan utama dari ketiga strategi tersebut adalah menekan laju penularan sehingga tidak melebihi kapasitas rumah sakit yang ada.

"Karena pandemi ini tidak akan hilang dengan cepat. Mungkin akan berubah jadi epidemi dan hidup dengan mereka sampai 5-10 tahun. Fokus kita tidak langsung menghapus tetapi mengendalikan," paparnya.

Budi mengatakan Kementerian Kesehatan akan meningkatkan rasio lacak kontak erat dan menggerakkan surveilans genomik di daerah-daerah berpotensi lonjakan kasus.

Adapun terkait dengan vaksinasi, ia melaporkan akan ada sekitar 70 juta dosis vaksin yang akan datang pada Agustus dan sebanyak 80 juta pada September. Sementara itu, sudah ada sekitar 90 juta dosis yang datang pada periode Januari - Juli.

Kendati akan lebih berat, sejumlah provinsi seperti DKI Jakarta dan Bali sudah mencapai penetrasi yang cukup tinggi. Nantinya, dsitribusi vaksin akan diprioritaskan pada provinsi dengan tingkat kematian dan jumlah kasus konfirmasinya tinggi.

Seperti diumumkan oleh Presiden Joko Widodo, anggaran kesehatan tahun depan mencapai Rp255,3 triliun. Penanganan pandemi masih menjadi yang utama, termasuk pembayaran klaim pasien dan insentif tenaga kesehatan serta pengadaan obat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper