Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joe Biden mengerahkan pasukan ke Afghanistan seiring dengan upaya Taliban memperluas kekuasaannya di kota besar dan mendekati Kabul.
Dilansir Bloomberg pada Minggu (15/8/2021), pejabat Kementerian Pertahanan AS mengatakan pemerintah AS memutuskan menambah 1.000 personel dan menugaskan 3.000 marinir dan tentara pada pekan ini. Adapun 1.000 pasukan sudah sampai di bandara dan Kedutaan Besar di Ibu Kota Afghanistan.
"[Tujuannya] adalah agar memastikan keamanan penarikan personel AS dan pasukan lainnya dan mengevakuasi dengan aman rakyat Aghanistan yang membantu tentara kita selama misi dan mereka yang berisiko khusus dari pergerakan Taliban," kata Biden dalam keterangan.
Jatuhnya kota-kota besar di Afghanistan telah memicu kritik di Washington seiring dengan rencana penarikan paasukan AS hingga akhir Agustus. Para pejabat AS mengku terkejut dengan cepatnya pergerakan Taliban.
Sementara itu, Presiden Afghan Ashraf Ghani mengatakan dalam pidato melalui televisi pada Sabtu, bahwa pengelompokan kembali militer adalah prioritas utama. Militer telah memilih untuk tidak melakukan perlawanan di beberapa kota besar dan kecil. Dia memperingatkan bahwa Afghanistan berada dalam bahaya ketidakstabilan yang serius.
Ghani telah berbicara dengan berbagai pemimpin negara, tetapi belum memberikan detailnya. Dia bersumpah tidak akan meninggalkan yang dia sebut sebagai prestasi dalam 20 tahun terakhir.
Baca Juga
Biden telah meminta Menteri Luar Negeri Antony Blinken untuk mendukung Ghani dan pemimpin Afghan lainnya untuk menghindari pertumpahan darah dan mencapai persetujuan politik.
Perwakilan Taliban telah diberikan peringatan bahwa pergerakan yang membahayakan tentara AS akan memicu respons kuat dari AS.
Pasukan Taliban telah merebut ibu kota provinsi utama di sebagian besar Afghanistan dengan kecepatan luar biasa dalam waktu kurang dari tiga pekan saja. Serangan itu berlanjut pada hari Sabtu, baik di dekat Kabul maupun di daerah-daerah terpencil yang berbatasan dengan Pakistan.