Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Kirimkan 3.000 Tentara ke Afghanistan untuk Bantu Evakuasi

Langkah itu dilakukan Amerika Serikat setelah gerilyawan Taliban merebut kota terbesar kedua dan ketiga di Afghanistan.
Pasukan keamanan Afghanistan./Antara/Reuters
Pasukan keamanan Afghanistan./Antara/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat mengirimkan 3.000 personel ke Afghanistan setelah gerilyawan Taliban merebut kota terbesar kedua dan ketiga di negara itu.

Namun, pasukan itu diterbangkan ke Kabul, Ibu Kota Afghanistan, untuk membantu mengevakuasi staf kedutaan dan warga sipil lainnya, kata seorang pejabat AS pada Sabtu (14/8/2021).

Pentagon mengatakan dua batalyon marinir dan satu batalyon infanteri akan tiba di Kabul pada Minggu (15/8/2021) malam. "Mereka telah tiba, kedatangan mereka akan berlanjut sampai besok," kata pejabat AS itu kepada Reuters tanpa menyebut nama.

Sebuah tim tempur brigade infanteri juga akan dikerahkan dari Fort Bragg, Carolina Utara, ke Kuwait guna bertindak sebagai pasukan reaksi cepat untuk keamanan di Kabul jika diperlukan, kata Pentagon.

Inggris dan beberapa negara Barat lainnya juga mengirim pasukan ketika perlawanan dari pasukan pemerintah Afghanistan runtuh dan kekhawatiran tumbuh bahwa serangan di Kabul bisa terjadi hanya beberapa hari lagi.

Seorang pejabat pemerintah Afghanistan mengonfirmasi pada Jumat (13/8/2021) bahwa Kandahar, pusat ekonomi di bagian selatan negara itu, berada di bawah kendali Taliban ketika pasukan internasional pimpinan AS menyelesaikan penarikan  setelah 20 tahun berperang.

Kota Herat di barat, dekat perbatasan dengan Iran, juga jatuh ke tangan kelompok bersenjata tersebut.

Kekalahan Kandahar merupakan pukulan berat bagi pemerintah. Kota itu adalah jantung dari Taliba --gerilyawan etnis Pashtun yang muncul pada 1994 di tengah kekacauan perang saudara.

Kandahar juga berdekatan dengan Kota Spin Boldak, salah satu dari dua titik masuk utama ke Pakistan dan sumber utama pendapatan pajak.

Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan ada kekhawatiran bahwa Taliban —yang digulingkan dari kekuasaan pada 2001 setelah serangan 11 September di AS— dapat bergerak ke Kabul dalam beberapa hari.

"Kabul saat ini tidak berada dalam lingkungan ancaman yang akan segera terjadi, tetapi jelas ... jika Anda hanya melihat apa yang telah dilakukan Taliban, Anda dapat melihat bahwa mereka mencoba mengisolasi Kabul," kata juru bicara Pentagon John Kirby.

Beberapa kedutaan telah mulai membakar materi sensitif sebelum evakuasi, kata para diplomat.

Kedutaan Besar AS di Kabul memberi tahu staf bahwa tempat pembakaran sampah dan insinerator tersedia untuk menghancurkan berbagai barang, termasuk kertas dan perangkat elektronik, guna "mengurangi jumlah bahan sensitif di  bangunan itu," menurut sebuah laporan yang dilihat oleh Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper