Bisnis.com, JAKARTA - Guru Besar Paru FKUI, Profesor Tjandra Yoga Aditama dalam pesan elektroniknya, dikutip Senin (2/8/2021), mengatakan, angka kematian pasien Covid-19 naik lebih dari tiga kali lipat.
Dia membandingkan data kematian pada 3 Juli dan 1 Agustus 2021. Hasilnya, kenaikan lebih dari tiga kali lipat.
Pada 3 Juli 2021, tercatat sebanyak 491 orang meninggal dunia akibat Covid-19, dan angka ini naik menjadi 1.604 orang pada 1 Agustus 2021.
Menurut dia, jumlah kematian harus ditekan dan perlu menjadi prioritas utama. Dia menyarankan beberapa cara untuk menekan angka kematian di Indonesia.
Pertama, melakukan analisa mendalam tentang sebab kematian dan faktor yang mempengaruhinya.
Kedua, menekan penularan di masyarakat dengan pembatasan sosial.
Baca Juga
Ketiga, meningkatkan tes dan telusur
Keempat, meningkatkan vaksinasi utamanya pada kelompok rentan.
Kelima, identifikasi dan pengendalian infeksi akibat varian delta dan varian baru lainnya,
Keenam, menangani dengan seksama pasien isolasi mandiri dan pelayanan yang baik dan lengkap di rumah sakit.
Terkait penularan Covid-19, yang terjadi di masyarakat saat ini, Tjandra kembali membandingkan data 1 Agustus lalu dengan 3 Juli 2021.
Dia menemukan, angka kasus pada 1 Agustus lalu masih berada di angka 30.768, atau lebih tinggi dibandingkan 3 Juli yang angka kasusnya mencapai 27.913.
"Harus diingat pernah ada target agar sesuai PPKM angka dapat turun di bawah 10 ribu per hari, jadi masih jauh nampaknya," ujar Tjandra.
Berdasarkan angka kepositifan total, pada 3 Juli 2021 jumlahnya sebesar 25,2 persen, sementara menurut PCR/TCM angkanya 36,7 persen. Angka ini naik pada 1 Agustus, menjadi 27,3 persen dan 52,8 persen berdasarkan PCR/TCM.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengambil angka kepositifan di bawah 5 persen untuk menyatakan situasi sudah terkendali.
Melihat kondisi di Indonesia, menurut Tjandra, Indonesia masih lima kali lebih besar dari patokan aman 5 persen itu.