Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden meminta negara bagian untuk menawarkan US$100 (Rp1,45 juta) kepada warga yang baru divaksinasi dalam upaya untuk mengatasi tingkat suntikan yang rendah di tengah lonjakan virus.
Presiden juga mengeluarkan persyaratan baru vaksinasi yang ketat untuk pekerja federal AS yang merupakan tenaga kerja terbesar di negara itu yakni mencapai sekitar dua juta orang.
Perintah tersebut mengharuskan karyawan untuk menunjukkan bukti vaksinasi atau harus menjalani pengujian atau wajib pembatasan pergerakan. Hingga kini belum sampai separuh dari warga AS yang sudah divaksinasi penuh, menurut data resmi.
Berbicara dari Gedung Putih, Biden mengatakan bahwa langkah baru itu diambil akibat dari penyebaran varian Delta yang sangat menular dan diperburuk oleh 'pandemi orang yang tidak divaksinasi'.
"Orang-orang sekarat dan akan mati yang seharusnya tidak mati," kata presiden seperti dikutip BBC.com, Jumat (30/7/2021).
Biden menambahkan bahwa insentif moneter mungkin tampak tidak adil bagi orang Amerika Serikat yang sudah divaksinasi. "Tetapi kita semua mendapat manfaat jika kita bisa membuat lebih banyak orang divaksinasi."
Baca Juga
Negara bagian akan menggunakan uang dari dana Program Rencana Penyelamatan Amerika senilai US$1,9 triliun untuk mendanai insentif tersebut, katanya.
Biden mengatakan bahwa pemerintah federal juga akan mengganti sepenuhnya kerugian usaha kecil atau menengah yang memberikan waktu istirahat bagi pekerja untuk divaksinasi.
Dia menekankan bahwa tidak ada yang politis tentang vaksin, yang dikembangkan dan disahkan di bawah pemerintahan Republik dan selanjutnya didistribusikan di bawah pemerintahannya.
Bulan lalu, sebuah penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 99 persen. kematian akibat Covid-19 terjadi di antara yang tidak divaksinasi.