Bisnis.com, JAKARTA — Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan peningkatan kasus aktif masih terus terjadi kendati pemerintah telah melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat selama dua pekan di Jawa dan Bali.
Dengan tingginya kasus saat ini, jelas dia, pemerintah berusaha maksimal dalam melakukan penanganan dengan membatasi mobilitas, meningkatkan kapasitas rumah sakit, menyediakan obat-obatan, dan alat kesehatan.
Namun, lanjut Wiku, upaya-upaya ini tidak akan cukup sementara pengetatan tidak bisa dilakukan secara terus-menerus karena membutuhkan sumber daya yang sangat besar, terlebih dengan korban jiwa yang terlalu tinggi serta berdampak secara ekonomi.
"Pada satu titik kita harus kembali melakukan relaksasi penanganan Covid-19, yang dapat berhasil dan efektif apabila saat keputusan relaksasi diambil keputusan tersebut dipersiapkan dengan matang dan adanya komitmen dalam melaksanakan kebijakan atau kesepakatan dari seluruh unsur pemerintah dan masyarakat," jelasnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (20/7/2021).
Dia menegaskan Komitmen dan kesepakatan pemerintah dan masyarakat menjadi kunci terlaksananya relaksasi yang efektif dan aman serta tidak memicu kasus kembali melonjak.
"Cara Ini adalah cara yang paling murah dan mudah dan dapat dijalankan dengan berbagai penyesuaian pada kegiatan masyarakat," tambah Wiku.
Baca Juga
Wiku memerinci selama dua pekan pemberlakuan PPKM Darurat sebenarnya sudah terlihat hasil positif, seperti mulai menurunnya BOR di provinsi di Pulau Jawa Bali, serta mobilitas penduduk yang menunjukkan penurunan.
Namun, penambahan kasus aktif masih menjadi kendala. Saat ini kasus masih mengalami peningkatan hingga dua kali lipat dengan jumlah kasus aktif 542.938 atau 18,65 persen.
"Tentunya kenaikan ini tidak terlepas dari fakta bahwa variant of concern atau berbagai varian Covid-19 telah masuk ke Indonesia, khususnya varian Delta yang telah mencapai 661 kasus di Pulau Jawa Bali," jelas Wiku.