Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jabar, Jateng, dan Banten Jadi Fokus Percepatan Vaksinasi Berikutnya

Tingkat vaksinasi di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Banten masih relatif rendah. Untuk itu, perlu dipercepat agar seluruh Jawa bisa tercipta herd immunity.
Warga mendapatkan suntikan vaksin yang dilayani menggunakan armada Mobil Vaksin Keliling di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Selasa (12/7/2021)./Antara
Warga mendapatkan suntikan vaksin yang dilayani menggunakan armada Mobil Vaksin Keliling di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Selasa (12/7/2021)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA—Presiden Joko Widodo meminta Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Banten menjadi fokus utama percepatan vaksinasi Covid-19 setelah Jakarta dan Bali.

Dalam pengantar sebelum Rapat Terbatas Evaluasi PPKM darurat, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa tingkat vaksinasi di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Banten masih relatif rendah. Untuk itu, perlu dipercepat agar seluruh Jawa bisa tercipta herd immunity.

“Menurut saya tiga [yang perlu difokuskan], yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Banten. [Tingkat vaksinasi] Jawa Barat baru 12 persen, Jawa Tengah 14 persen, dan Banten 14 persen,” katanya dikutip dari akun Youtube resmi Sekretariat Presiden, Sabtu (17/7/2021).

Presiden menargetkan percepatan vaksinasi di tiga provinsi itu bisa tercapai paling lambat pertengahan September 2021.

“Kalau program tanpa stok [vaksin] tadi berjalan, saya kira Agustus ini bisa selesai,” ujarnya.

Terkait percepatan vaksinasi di Jakarta dan Bali, Presiden menyampaikan tingkat vaksinasi di Bali telah mencapai 81 persen, dan di Jakarta 72 persen.

Dengan begitu, Presiden berharap herd immunity  sudah dapat terwujud di kedua provinsi itu pada Agustus 2021.

Dalam kesempatan itu, Presiden juga menyebut stok vaksin Covid-19 yang ada saat ini masih terlalu besar. Padahal, saat ini pemerintah sedang mengejar pelaksanaan vaksinasi untuk masyarakat agar tercipta herd immunity.

“Data yang masuk, baik itu berupa vaksin jadi maupun bulk, yang sudah masuk ke negara kita itu sudah 137 juta, dan yang sudah disuntikan dalam [program] vaksinasi itu kurang lebih 54 juta. Artinya stok yang ada, baik di Biofarma, maupun Kementerian Kesehatan, atau mungkin di provinsi, kabupaten, kota, rumah sakit, dan puskesmas terlalu besar,” katanya.

Presiden pun meminta, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk segera menghabiskan stok vaksin yang ada saat ini.

“Artinya, [yang] dikirim langsung habiskan, kirim habiskan, kirim habiskan, karena kita ingin mengejar vaksinasi secepat-cepatnya,” ujarnya.

Presiden menuturkan, stok vaksin hanya boleh ada di Biofarma sebagai produsen vaksin Covid-19 di Tanah Air. “Sekali lagi, tidak usah ada stok. Stok itu hanya di Biofarma, yang lain cepat habiskan,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper