Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua Pekan PPKM Darurat Dipimpin Luhut, Pasien Covid-19 Sembuh Naik 146,6 Persen

Pada saat pasien sembuh naik 146,6 persen selama dua pekan PPKM Darurat dibandingkan dua pekan sebelumnya, kasus positif naik 107,7 persen dan pasien Covid-19 meninggal dunia 116,0 persen.
Petugas melakukan penyekatan di perbatasan Jateng-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Tempel, Sleman, DIY, Senin ( 5/7/2021). /Antara
Petugas melakukan penyekatan di perbatasan Jateng-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Tempel, Sleman, DIY, Senin ( 5/7/2021). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Pasien konfirmasi positif Covid-19 selama dua pekan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM Darurat dalam tren positif atau mengalami akselerasi pertumbuhan. 

Berdasarkan catatan Bisnis, jumlah pasien positif Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh selama PPKM darurat sejak tanggal 3 hingga 16 Juli 2021 mencapai 302.626 orang atau naik 146,6 persen dibandingkan dengan dua pekan sebelum PPKM Darurat.

Pada 19 Juni–2 Juli 2021, pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh mencapai 122.738 orang. Angka ini naik 50,4 persen dibandingkan dengan dua pekan sebelumnya.

Belakangan, Pemerintah dikabarkan memutuskan untuk memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sampai dengan akhir bulan Juli. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat berada di Hotel University Club UGM kemarin, Jumat (17/7/2021).

Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengatakan keputusan itu diambil langsung oleh Presiden Joko Widodo dalam rapat terkait PPKM darurat.

"Tadi Rapat Kabinet terbatas yang saya ikuti waktu saya di Sukoharjo (Jateng) sudah diputuskan Bapak Presiden dilanjutkan sampai akhir Juli PPKM ini," kata Muhadjir, Jumat (16/7/2021).

Presiden Jokowi, kata Muhadjir, juga menyampaikan bahwa keputusan memperpanjang PPKM darurat ini memiliki banyak risiko, termasuk bagaimana menyeimbangkan antara mendisiplinkan warga menaati protokol kesehatan sesuai standar PPKM dengan penyaluran bantuan sosial.

Bantuan sosial, ujar dia, tidak mungkin ditanggung oleh pemerintah sendiri. Namun gotong-royong bersama masyarakat dan sejumlah instansi lainnya juga diperlukan dalam menghadapi pandemik ini.

"Bansos ini tidak mungkin ditanggung pemerintah sendiri sehingga gotong royong masyarakat, termasuk civitas academica UGM ini di bawah pimpinan pak rektor membantu mereka-mereka yang kurang beruntung akibat kebijakan PPKM ini," kata dia.

Kendati demikian, Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman berpendapat PPKM darurat belum mampu menekan angka tingkat kepositifan (positivity rate) yang sudah jauh melampaui batas maksimal dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 5 persen.

Angka positivity rate pada Kamis (15/7/2021) berada di angka 30,6 persen atau jauh melonjak dari awal PPKM darurat yang tercatat sebesar 22,5 persen. Selain itu, angka reproduksi virus juga belum menunjukkan adanya penurunan. Masih stagnan di angka 1,3 juta seperti awal PPKM dua pekan lalu.

Angka reproduksi yang masih melampaui 1 menandakan bahwa penularan virus belum terkendali dan kasus baru masih akan tumbuh secara eksponensial.

“Angka reproduksi yang masih stagnan ini mungkin jadi sisi positif dari PPKM darurat. Jika PPKM darurat ini dicabut atau ada pelonggaran bisa saja angka reproduksi naik dan kasus tumbuh signifikan. Tetapi hal itu juga harus diikuti oleh 3T [testing, tracing, dan treatment] dan penerapan protokol kesehatan ketat,” katanya kepada Bisnis, Jumat (16/7/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper