Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah kematian secara global menyentuh angka 4 juta orang akibat Covid-19 seiring dengan semakin lebarnya disparitas akses vaksin dan varian baru yang lebih menular.
Meski sejumlah negara sudah siap kembali ke kehidupan pra-pandemi misalnya Amerika Serikat dan Inggris dengan tingkat vaksinasi yang tinggi, data Johns Hopkins University menunjukkan hanya membutuhkan 82 hari untuk mencapai 1 juta kematian.
Sebelumnya, dibutuhkan waktu hingga 92 hari untuk mencapai angka kematian sebanyak 1 juta orang.
Dikutip dari Bloomberg, Kamis (8/7/2021), saat ini negara berkembang memimpin jumlah kematian tertinggi di dunia. India menyumbang jumlah kematian secara global sebesar 26 persen dari 3 juta menjadi 4 juta orang di dunia. Lalu diikuti oleh Brazil sebanyak 18 persen.
Sebaliknya, Amerika Serikat dengan 332 juta vaksin yang telah disuntikkan kepada warganya, hanya berkontribusi 4 persen dari total kematian di dunia. Inggris melaporkan 1.000 kematian akibat Covid-19.
“Keadilan dalam mengakses vaksin adalah hal yang harus dicapai saat ini. Itu [vaksinasi] adalah sangat penting. Sampai semuanya sudah divaksin, maka semua orang masih dalam bahaya,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Menurutnya, kehilangan tragis sebanyak 4 juta orang di seluruh dunia harus memacu upaya semua orang untuk pulih dan bangkit dari pandemi.
Penularan yang lebih cepat akibat varian Delta juga memberikan tekanan bagi negara kaya dengan tingkat vaksinasi yang rendah. Sydney, Australia, bahkan harus memperpanjang periode lockdown hingga satu pekan ke depan untuk mencegah kasus harian melejit. Saat ini, kasus Covid-19 di Australia mencapai 400 orang.
Taiwan, salah satu negara yang mampu menekan laju penularan Covid-19 dengan sangat baik pada tahun lalu, juga harus menelan pil pahit. Negara ini melaporkan jumlah kematian menembus angka 700 orang pada tahun ini.