Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menkes Minta 90 Persen Produksi Oksigen untuk Penanganan Covid-19

Pandemi kali ini melonjak lantaran adanya varian Delta yang diakui sangat lebih cepat menular dan karena mobilitas tidak terkontrol.
Petugas Sudin Sumber Daya Air DKI Jakarta bersiap memindahkan tabung oksigen ke bak truk di salah satu pabrik pengisian oksigen kawasan Cakung, Jakarta, Kamis (1/7/2021). Pemprov DKI Jakarta mengerahkan kendaraan dari berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk membantu mempercepat proses pendistribusian tabung oksigen ke sejumlah rumah sakit seiring meningkatnya kasus terkonfirmasi Covid-19 di wilayah Jakarta./Antara
Petugas Sudin Sumber Daya Air DKI Jakarta bersiap memindahkan tabung oksigen ke bak truk di salah satu pabrik pengisian oksigen kawasan Cakung, Jakarta, Kamis (1/7/2021). Pemprov DKI Jakarta mengerahkan kendaraan dari berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk membantu mempercepat proses pendistribusian tabung oksigen ke sejumlah rumah sakit seiring meningkatnya kasus terkonfirmasi Covid-19 di wilayah Jakarta./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berkoordinasi dengan Menteri Perindustrian meminta agar produksi oksigen nasional dialokasikan 90 persen untuk memenuhi kebutuhan oksigen medis di tengah lonjakan kasus Covid-19.

Pada rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Menkes menyebutkan kapasitas produksi oksigen nasional ada 856.000 ton per tahun. Tapi dari semua itu yang diutilisasi hanya 75 persen atau 639.000 ton.

Dari jumlah tersebut, 74 persen dialokasikan untuk industri baja, nikel, smelter, dan industri serupa atau sebanyak 458.000, dan yang medis hanya 25 persen 181.000 ton per tahun.

“Kami sudah mendapat komitmen dengan Menperin agar konversi oksigen dari industri ke medis diberikan sampai 90 persen atau 575.000 ton per tahun, ini akan dialokasikan untuk medis,” jelasnya, Senin (5/7/2021).

Terkait denga isu distribusi, Kemenkes dengan Kemenperin juga telah berkoordinasi untuk impor tabung 6 meter kubik dan 1 meter kubik untuk memenuhi kebutuhan di ruang-ruang darurat,” tegasnya.

Budi mengatakan, pandemi kali ini melonjak lantaran adanya varian Delta yang diakui sangat lebih cepat menular dan karena mobilitas tidak terkontrol.

“Karena pergerakan masyarakat sulit diminta disiplin. Saya masih melihat sudah implementasi PPKM masih macet, sampai teman-teman kita banyak terlambat untuk hadir di rapat ini,” kata Menkes.

Dia menegaskan, bahwa pemerintah juga tidak akan bisa mengontrol pandemi kalau masyarakat dan semua pihak tidak disiplin. Dia mengakui PPKM memang bertujuan untuk mempersulit mobilitas masyarakat.

"Dengan PPKM Darurat memang tujuan kita mempersulit mobilitas agar bisa megendalikan pandemi,” tegasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper