Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Ruang Perawatan, Pasien Covid-19 Seperti Menunggu Waktu

Masyarakat yang terinfeksi virus harus mendatangi satu per satu rumah sakit di wilayahnya demi mendapatkan penanganan di rumah sakit. Bahkan, tak sedikit diantaranya yang tak tertolong lantaran tak berhasil mendapatkan kamar.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Bagai mencari jarum di tumpukan jerami, peribahasa yang bisa menggambarkan bagaimana sulitnya mencari fasilitas kesehatan untuk perawatan pasien Covid-19 di beberapa daerah belakangan ini. Lonjakan kasus positif yang sudah melebihi angka 20.000 kasus sejak pekan lalu membuat fasilitas kesehatan, khususnya rumah sakit rujukan penuh dalam sekejap.

Alhasil, masyarakat yang terinfeksi virus harus mendatangi satu per satu rumah sakit di wilayahnya demi mendapatkan penanganan di rumah sakit. Bahkan, tak sedikit diantaranya yang tak tertolong lantaran tak berhasil mendapatkannya atau terpaksa dirawat dengan peralatan dan obat-obatan seadanya di rumah.

Pengalaman memilukan itu sempat dialami oleh Abi yang tinggal di Karawang, Jawa Barat. Belum lama ini dia bersama beberapa orang tetangganya berjuang mencari ruang perawatan kosong untuk seorang pria paruh baya di lingkungannya yang terinfeksi Covid-19.

Diketahui pria tersebut memiliki penyakit bawaan hipertensi dan sudah menjalani isolasi mandiri di rumahnya selama sepekan sebelum kondisinya kritis.

“Sudah seminggu isoman [isolasi mandiri], tiba-tiba sesak [nafas] dibawa ke rumah sakit penuh semua. Akhirnya kembali ke rumah, baru sampai di rumah orangnya sudah enggak ada [meninggal dunia],” katanya kepada Bisnis, Jumat (2/7/2021).

Kisah pilu juga datang dari sutradara Hanung Bramantyo, dia menceritakan bagaimana salah satu kerabatnya di Yogyakarta kesulitan mendapatkan ruang perawatan yang memadai setelah terinfeksi Covid-19. Awalnya kerabatnya itu dirawat di rumah atau menjalani isolasi mandiri bersama anak laki-lakinya.

“Atas bantuan teman, akhirnya dapat kamar. Semula Mba Hani menolak dirawat dan memilih Isoma di rumah bersama anak lelakinya. Karena kondisi sesaknya tidak reda, maka dia pasrah,” tuturnya di akun Instagram-nya @hanungbramantyo Kamis (1/7/2021).

Walaupun dirawat di rumah sakit, kondisi kerabat Hanung tak kunjung membaik lantaran sejak awal dinyatakan terinfeksi tak ditangani dengan baik. Dia akhirnya dipindahkan ke rumah sakit lain yang masih mempunyai tempat tidur di ruang perawatan intensif (intensive care unit/ICU).

“Sayangnya, kondisinya hanya mampu bertahan selama dua hari. Subuh tadi [Kamis, 1 Juli 2021], pihak RS mengabari berita duka,” katanya.

Beberapa pejabat daerah memang dalam beberapa hari terakhir menyatakan tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) untuk pasien Covid-19 di daerahnya nyaris penuh atau bahkan sudah tak lagi tersedia.

Salah satu daerah yang kondisinya genting lantaran kehabisan ruang perawatan untuk pasien Covid-19 adalah Bandung, Jawa Barat. Walikota Bandung menyebut sejumlah rumah sakit di wilayahnya menutup sementara layanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) khusus Covid-19 karena kondisi yang tidak memungkinkan.

Krisis Ruang Perawatan, Pasien Covid-19 Seperti Menunggu Waktu

Tenaga medis dengan alat dan pakaian pelindung bersiap memindahkan pasien positif Covid-19 dari ruang ICU menuju ruang operasi di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, Rabu (13/5/2020)./Antara

"Jadi persoalannya bukan sekadar penuh rumah sakitnya, tapi ditambah lagi tenaga kesehatannya juga terpapar," kata Oded di Bandung, Jumat (2/7/2021).

Selain sempat kekurangan suplai gas oksigen, menurutnya kini para tenaga kesehatan di sejumlah rumah sakit yang ditutup pun turut terpapar Covid-19. Akibatnya, lanjut Oded, sumber daya manusia di fasilitas kesehatan itu berkurang.

Menurut Oded rumah sakit yang menutup sementara layanan IGD khusus Covid-19 yakni RS Edelweiss, RS Cibabat, dan RSUD Kota Bandung (RSUD Ujungberung).

Sebelumnya, Koalisi warga Lapor Covid-19 merilis permintaan maaf pada Kamis (1/7/2021). Koalisi relawan itu menyatakan, mereka tak mampu lagi menerima permintaan bantuan mencari rujukan rumah sakit untuk masyarakat yang terinfeksi Covid-19.

Mereka terpaksa angkat tangan lantaran saat ini fasilitas kesehatan di banyak daerah sudah kewalahan menampung pasien Covid-19 yang terus bertambah.

"Sekali lagi mohon maaf, warga silahkan langsung ke puskesmas, RS, atau menghubungi dinas kesehatan, kementerian kesehatan, atau kantor pemerintahan lainnya," tulis Lapor Covid-19 dalam keterangan resminya, Kamis (1/7).

Inisiator Lapor Covid-19 Irma Hidayana mengatakan selama kurang lebih dua pekan antara 14-29 Juni 2021, Lapor Covid-19 menerima permintaan bantuan mencari rujukan ruang perawatan di RS rujukan, termasuk ruang ICU dari 84 kasus. Hanya 5 diantaranya yang berhasil mendapatkan ruang perawatan memadai, 11 hanya tertampung di IGD, dan 10 kasus berakhir kematian.

Terdapat pasien yang menghembuskan nafas terakhir di perjalanan saat mencari rumah sakit, pasien yang dipulangkan dari IGD kendati saturasi oksigennya masih rendah lantaran masih ada pasien dalam kondisi kritis lainnya menunggu. Ada pula pasien yang tak tertolong ketika isolasi mandiri lantaran tak berhasil mendapatkan tabung oksigen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rezha Hadyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper