Bisnis.com, JAKARTA - Sengkarut soal Ivermectin ditanggapi Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Slamet Budiarto.
Ivermectin adalah obat cacing yang belakangan diyakini dapat menjadi obat untuk mengobati gejala Covid-19. Penggunaan obat ini menjadi sorotan. Apalagi setelah BPOM memblokir pabrik obat ini milik PT Harsen Laboratories.
Slamet menyatakan tidak sepakat dengan langkah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memblokir pabrik Ivermectin milik PT Harsen.
Menurut Slamet selama ini obat itu banyak berguna bagi masyarakat.
"Harusnya jangan diblokir, karena masyarakat dan dokter membutuhkan," kata Slamet, Sabtu (3/7/2021) seperti dikutip Tempo.co.
BPOM menemukan sejumlah pelanggaran yang dilakukan PT Harsen, mulai dari bahan baku ivecmertin melewati jalur tak resmi, kemasan siap edar tidak sesuai aturan, hingga penetapan tanggal kedaluarsa yang tak sesuai.
Penggunaan Ivermectin sebagai obat Covid-19 juga masih menjadi pro-kontra di masyarakat. Meski begitu, menurut Slamet secara fungsi, sudah banyak jurnal yang mengulas terkait khasiat Ivermectin.
"Ada penelitian yang menyatakan Ivermectin bermanfaat untuk mencegah dan mengobati Covid-19. Ada penelitian yang menyatakan kurang bermanfaat. IDI menyerahkan kepada seluruh dokter untuk memutuskan penggunaanya," kata Slamet.
Slamet menegaskan IDI tak sepakat jika akhirnya obat tersebut diblokir. Selain itu, dia juga tak sepakat dengan wacana pemerintah yang akan menurunkan harga Ivermectin.
Seharusnya, harga eceran tertinggi diterapkan agar obat keras ini tak sembarang dikomersilkan. Selain itu, penggunaan obat ini harus berdasarkan resep dokter.
Meski tak punya data pasti seberapa besar kebutuhan Ivermectin saat ini, Slamet memprediksi obat ini akan banyak dibutuhkan oleh masyarakat dan dokter.
"Kebutuhannya saya belum ada data, tapi kalau untuk Covid dan penyakit cacing, ya besar," kata Slamet.