Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Australia Ajukan Banding Tarif Anggur China ke WTO

Pemerintah Australia akan mengajukan banding ke Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization/WTO mengenai pengenaan bea anti-dumping China pada produk anggur.
Perkebunan anggur di Australia Selatan/onestopadventures.com.au
Perkebunan anggur di Australia Selatan/onestopadventures.com.au

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Australia akan mengajukan banding ke Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization/WTO mengenai pengenaan bea anti-dumping China pada produk anggur negara tersebut.

Langkah tersebut bisa dibilang semakin memperburuk hubungan diplomastik anatar kedua negara. Keputusan untuk mengajukan proses penyelesaian sengketa diambil setelah konsultasi ekstensif dengan pembuat anggur Australia yang secara kolektif mengalami penurunan ekspor.

Secara perinci, ekspor turun dari AU$1,1 miliar atau setara US$823 juta menjadi sekitar AU$20 juta di bawah rezim yang menetapkan tarif setinggi 218 persen.

Langkah ini merupakan langkah formal pertama atas anggur dalam pertikaian mendalam yang menyebabkan hubungan dingin antara Canberra dan mitra perdagangan ekspor terbesarnya.

Pembeli komoditas utama mengatakan pada bulan Maret bahwa anggur Australia telah disubsidi dan dijual di bawah nilai pasar, pandangan yang ditolak oleh pemerintah Australia.

"Penggunaan WTO oleh Australia dalam hal ini konsisten dengan penggunaan WTO sebelumnya dan sejalan dengan dukungan kami untuk sistem perdagangan berbasis aturan,” kata kantor Tehan seperti dikutip Bloomberg Sabtu (19/6/2021).

Kendati begitu, Australia tetap terbuka untuk terlibat langsung dengan China untuk menyelesaikan masalah ini.
Perwakilan badan industri Australian Grape & Wine menyambut baik langkah tersebut.

"Kami konsisten dalam posisi kami bahwa produsen Australia tidak membuang anggur ke pasar China, atau menerima subsidi yang mendistorsi perdagangan,"kata Tony Battaglene, kepala eksekutif Australian Grape & Wine.

China memberlakukan tarif selama lima tahun pada bulan Maret, meresmikan pembatasan yang telah dilakukan selama berbulan-bulan. Langkah itu menyusul hampir setahun penuh sanksi perdagangan yang dijatuhkan oleh China di Australia yang menghantam berbagai komoditas mulai dari batu bara dan daging sapi hingga jelai dan lobster.

Hubungan telah merenggang sejak 2018, ketika Canberra melarang Huawei Technologies Co. membangun jaringan 5G-nya, dan terjun bebas tahun lalu ketika para pemimpin menyerukan penyelidikan independen terhadap asal usul pandemi virus corona yang pertama kali muncul di kota Wuhan. Australia telah mengambil tindakan di WTO atas tarif jelai lebih dari 80 persen yang diberlakukan China tahun lalu.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper