Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Politikus PKS Nilai Ide Presiden Tiga Periode Sangat Berbahaya

Alasan selanjutnya, ruang publik menjadi tidak sehat, karena akan ada banyak buzzer yang membuat gaduh hingga menekan orang-orang yang kritis kepada pemerintah.
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera. -Bisnis.com/Samdysara Saragih
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera. -Bisnis.com/Samdysara Saragih

Bisnis.com, JAKARTA - Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menilai, bahwa ide presiden bisa menjabat selama tiga periode berbahaya, karena melemahkan demokrasi dan bertentangan dengan nilai reformasi.

Dia menyampaikan tiga alasan ide presiden bisa menjabat selama tiga periode harus ditolak.

“Pertama, ‘karat’ kekuasaan sangat berbahaya. Makin lama makin besar karatnya atau kekuasaan yang cenderung menyimpang,” ujarnya dikutip dari Twitter @MardaniAliSera, Sabtu (19/6/2021).

Alasan kedua adalah sirkulasi kekuasaan tidak terjadi. Menurutnya, ada banyak tokoh negarawan yang memiliki kapasitas dan kapabilitas memimpin Indonesia.

Alasan selanjutnya, ruang publik menjadi tidak sehat, karena akan ada banyak buzzer yang membuat gaduh hingga menekan orang-orang yang kritis kepada pemerintah.

“Untuk itu tolak tiga periode, cukup dua periode,” katanya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi sudah menegaskan tidak akan mengubah sikapnya yakni tetap berpegang pada Undang-Undang Dasar 1945 yang menyebut masa jabatan presiden hanya selama dua periode.

"Apalagi yang harus saya sampaikan? Bolak-balik ya sikap saya tidak berubah," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (15 /3/2021).

Selain itu, hasil survei yang digelar Parameter Politik Indonesia terhadap 1.200 responden di seluruh Indonesia yang dilakukan sepanjang 23 - 28 Mei 2021 menunjukkan, bahwa sebanyak 52,7 persen masyarakat di Indonesia tidak setuju dengan wacana memperpanjang periode presiden menjadi 3 kali.

Hal ini juga diperkuat dengan pertanyaan apakah responden setuju, jika Joko Widodo kembali menjabat hingga tiga periode dimana 45,3 persen menyatakan tidak setuju.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper