Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu syarat yang diberikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam menerbitkan penggunaan darurat vaksin Covid-19 adalah memiliki efikasi di atas 50 persen.
Namun, efikasi vaksin akan terus diperbarui seiring mutasi atau kemunculan varian baru Virus Corona.
Fisikawan dan peneliti Boghuma Titanji melalui akun Twitter @boghuma, mengungkapkan efikasi tiap-tiap vaksin Covid-19 yang sudah digunakan di berbagai negara terhadap beragam varian Virus Corona hasil mutasi.
Dalam tabel yang diunggah Boghuma Titanji yang dipantau Sabtu (19/6/2021), tampak vaksin Sinovac yang digunakan Indonesia memiliki efikasi terhadap varian awal Corona hingga 65 persen, dan 50 persen terhadap varian P1 yang berasal dari Afrika Selatan.
Sayangnya, dalam data itu Sinovac tercatat tidak memiliki efikasi terhadap varian Delta atau B.1.617.2 yang berasal dari India yang kini dikabarkan menjadi salah satu penyebab kasus positif di Indonesia melonjak tajam.
Hanya empat vaksin yang tercatat memiliki efikasi terhadap varian Delta yaitu: Pfizer 87,9 persen, AstraZeneca 65,5 persen, dan Covishield serta Covaxin dengan 65 persen masing-masing.
Baca Juga
Menanggapi hal tersebut, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, bahwa jika dilihat data tersebut didasarkan pada vaksinasi yang dilakukan di Inggris dan AS yaitu hanya menggunakan AstraZeneca dan Pfizer.
Namun, jika dilihat secara keseluruhan, WHO merekomendasikan semua jenis vaksin yang telah mendapatkan izin penggunaan darurat.
“Sampai saat ini WHO masih merekomenasikan semua vaksin masih sangat efektif untuk varian baru dan bahkan Sinovac sudah dapat EUL [emergency use of listing] sama seperti AstraZeneca dan Pfizer,” katanya kepasa Bisnis, Sabtu (19/6/2021).
AstraZeneca
Seperti diberitakan sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito pernah menyampaikan, bahwa jenis vaksin yang digunakan di Indonesia masih cukup efektif untuk menangkal virus SarsCov-2 termasuk varian barunya.
“Apakah vaksin yang ada di sini memiliki efektivitas yang masih tinggi atau tidak, tentunya secara keseluruhan sekarang masih memiliki. Karena efektivitas di atas 50 persen masih terpenuhi dan penelitian lebih lanjut akan terus dilakukan serta dimonitor," katanya, Selasa (15/6/2021).
Version 3.0 imperfections and all. Sorry if I did not include your favorite vaccine ?. They mostly still work great even vs. variants. Please get your shot. Happy Friday!
— BK Titanji #ILookLikeAScientist (@Boghuma) June 18, 2021
PS: Usual caveats apply - give credit if you use, might be obsolete by the time you are done reading in. pic.twitter.com/GBwYVvZrU3
Beruntung, vaksin AstraZeneca menjadi salah satu vaksin yang kini digunakan di Indonesia selain Sinovac.
Menurut penelitian oleh Pritchard pada 2021, penurunan risiko terinfeksi dapat terjadi sampai 61 persen setelah 21 hari mendapat suntikan dosis pertama, dan 79 persen setelah mendapatkan dosis kedua.
Sementara itu, untuk penurunan risiko bergejala ketika tertular Covid-19 mengalami penurunan sampai 71 persen setelah 21 hari menerima dosis pertama dan 92 persen setelah menerima dosis kedua.