Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin berusaha mendinginkan ketegangan hubungan kedua negara pada pertemuan puncak (KTT) pertama mereka di Jenewa kemarin waktu setempat.
Biden mengatakan, bahwa Putin tidak menginginkan Perang Dingin yang baru ketika membahas hubungan kedua negara memanas akhir-akhir ini.
Kedua pemimpin sangat berhati-hati dan berupaya bersikap positif setelah lebih dari tiga jam pembicaraan, termasuk pembicaraan dua jam antara menteri luar negeri Rusia dan menteri luar negeri AS.
"Pembicaraan itu benar-benar konstruktif," kata Putin kepada wartawan seperti dikutip ChannnelNewsAsia.com, Kamis (17/6/2o21).
Dia menambahkan, bahwa mereka telah menyetujui duta besar masing-masing negara untuk melanjutkan jabatan sebagai isyarat pemulihan diplomatik.
Biden menyebut, bahwa KTT yang dilakukan di sebuah vila elegan di tepi Danau Jenewa tersebut dengan kata "bagus".
Baca Juga
Presiden AS, yang mengakhiri tur diplomatik melelahkan di Eropa, mengatakan, bahwa dia dan Putin mengeksplorasi kerja sama di bidang-bidang yang tumpang tindih, termasuk soal Arktik, Iran dan Suriah.
Biden mengatakan pada konferensi pers bahwa dua kekuatan nuklir terbesar "berbagi tanggung jawab unik" di panggung dunia.
Namun, Biden dengan tegas memperingatkan Kremlin terhadap segala serangan siber pada 16 area infrastruktur penting AS yang didefinisikan dengan jelas.
Setiap pelanggaran Rusia atas area-area terlarang itu akan mendapat balasan yang setimpal dari AS. Akan tetapi, Biden tidak memerinci bidang-bidang yang sensitif atas kejahatan siber tersebut.
Washington menuduh Moskow, setidaknya, menyembunyikan geng-geng penjahat siber dan juga melakukan serangan siber SolarWinds terhadap entitas-entitas AS.
Intelijen AS juga mengklaim bahwa badan-badan Rusia melakukan kampanye trik kotor untuk mencoba dan mengganggu dua pemilihan presiden terakhir.
Namun,Putin kemudian mengeluarkan penolakan pedas atas kritik atas catatan hak asasi manusia. Dia juga menolak tuduhan menyembunyikan penjahat dunia maya.
Dia malah mengklaim bahwa "serangan siber terbesar di dunia dilakukan dari AS".