Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mayoritas Warga Tolak Presiden 3 Periode, Kader PDIP: Daripada Coba-Coba

Politisi PDI Perjuangan Effendi MS Simbolon meyakini kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Presiden di atas 70 persen harusnya berbanding lurus dengan dukungan untuk periode ketiganya.
Presiden Joko Widodo / BPMI Setpres/Muchlis Jr
Presiden Joko Widodo / BPMI Setpres/Muchlis Jr

Bisnis.com, JAKARTA - Politisi PDI Perjuangan Effendi MS Simbolon mengatakan wacana jabatan presiden hingga 3 periode masih realistis.

Hal itu diungkapkannya dalam agenda rilis survei nasional yang digelar Parameter Politik Indonesia (PPI) yang bertajuk Peta Politik Menuju 2024 dan Isu Politik Mutakhir. Survei PPI itu dilakukan melalui telepolling kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia pada 23 - 28 Mei 2021.

Dia meyakini, dengan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Presiden di atas 70 persen harusnya berbanding lurus dengan dukungan melanjutkan periode ketiganya.

"Pengamatan saya, partai-partai yang ada di sini setuju. Daripada kita kita mencari figur baru, daripada coba-coba, Presiden saja kita teruskan," ungkapnya, Sabtu (5/6/2021).

Dalam kesempatan yang sama, politisi PAN Eddy Soeparno mengatakan politik merupakan seni dari segala kemungkinan, tetapi meyakini bahwa bangsa ini akan memegang konstitusi yang berlaku.

"Kita adalah bangsa yang berbepagng pada konstitusi yang adalah hasil kesepakatan kita semua, yang mana konstitusi adalah pegangan kita untuk menjalankan demokrasi ke depannya," tuturnya.

Menurutnya, yang penting saat ini adalah memperbaiki kualitas demokrasi untuk menghadapi tantangan isu yang akan memecah belah bangsa.

Adapun, Survei PPI menunjukkan 52,7 persen masyarakat di Indonesia tidak setuju dengan wacana memperpanjang periode presiden menjadi 3 kali.

Hal ini juga diperkuat dengan pertanyaan apakah responden setuju jika Joko Widodo kembali menjabat hingga tiga periode yang tidak disetujui sebanyak 45,3 persen. Sebanyak 25,3 persen setuju dan sisanya tidak menjawab.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan mayoritas yang tidak setuju karena menganggap kinerja Jokowi kurang bagus (16,4 persen), hal tersebut tidak sesuai dengan UUD dan konstitusi yang berlaku (9,5 persen) dan tiga periode terlalu lama (6,8 persen).

Sementara yang setuju menilai bahwa kinerja Presiden Jokowi bagus (12,2 persen), Jokowi pro rakyat kecil (6 persen) dan masih disukai dan dianggap layak memimpin (4,3 persen).

"Ada lebih dari separuh masyarakat Indonesia mengetahu adanya wacana presiden 3 periode. Baik dikatikan dengan figur Jokowi atau tidak, secara konsisten data menunjukkan sebagian besar masyrakat m,enolak wacana presiden 3 periode," katanya dalam diskusi virtual pada Sabtu (5/6/2021).

Masyarkat juga menolak beberapa instrumen untuk memuluskan perpanjangan periode kepemimpinan presiden seperti mengubah Undang-undang (50,6 persen) dan menolak pemilihan presiden secara tidak langsung oleh MPR (80,8 persen).

Namun, yang menarik, kata Adi, Jokowi tetap menjadi urutan teratas dalam elektabilitas capres 2024, di atas Prabowo, Ganjar, dan Anies.

"Secara langsung dapat disimpulkan bahwa walaupun Jokowi masih menjadi figur tak tergantikan hingga saat ini, namun publik lebih menghormati supremasi hukum dan tegaknya demokrasi dengan menghindari wacana Jokowi 3 periode," tandasnya.

Dalam survei tersebut, secara berturut-turut Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan memiliki eletabilitas tertinggi pada calon presiden pada 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper