Bisnis.com, JAKARTA - Tesla diduga berulang kali gagal untuk meminta Elon Musk untuk berhenti menulis Tweet, terlepas dari aturan perintah pengadilan.
US Securities and Exchange Commission (SEC) beranggapan Elon Musk telah menyesatkan investor setelah mengklaim mengenai privasi Tesla pada 2018, seperti dilanir dari BBC.
Akibat dari tuduhan tersebut, Musk mengundurkan diri sebagai CEO Tesla dan didenda US$20 juta.
Menurut dokumen yang diperoleh Wall Street Journal, regulator mempercayai bahwa Musk dan Tesla telah melanggar ketentuan dari perjanjian yang telah dibuat. SEC melaporkan kepada Tesla bahwa Musk telah melanggar dua kali dari kesepakatan.
Dua tweet tersebut yakni berisi perihal klaim mengenai harga saham Tesla yang terlalu tinggi dan produksi Tesla Solar Roof.
Salah satu syarat dari penyeselesaian permasalahan tersebut, yakni pengacara Tesla harus menyetujui tweet yang berhubungan dengan hal-hal nomor produksi, produk baru, dan keuangan perusahaan.
Elon Musk semakin lebih berhati-hati mencuitkan tweet mengenai perusahaannya sendiri serta prediksinya terhadap kapabilitas Tesla's self-driving ataupun progres proyek antarmuka Neuralink.
Namun, hal tersebut memang "Efek Musk". Fakta bahwa setiap tweet yang dikutip perusahaan atau mata uang kripto mampu membuat nilainya melonjak tinggi.
Tesla mengatakan kepada SEC bahwa tweet yang dibuat Musk tidak tercakup dalam perjanjian karena berupa aspiratif atau opini belaka. Namun, SEC tetap tidak menyetujuinya.
"[Kami] Menghadapi penolakan berulang-ulang dari Musk untuk mengirimkan komunikasi tertulis tertutupnya di Twitter ke Tesla untuk pra-persetujuan, kami sangat prihatin," tulis SEC seperti dikutip BBC, Kamis (3/6/2021).
Hal tersebut mendesak perusahaan untuk mempertimbangkan kembali posisinya dan menegakkan prosedur untuk mencegah kerugian pemegang saham.