Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Dokumen Perpres Alpalhankam, Jubir Menhan: Belum Final!

Jubir Menhan Danhil Anzar Simanjuntak menyesali adanya pihak-pihak yang diduga sengaja membocorkan dokumen Perpres Alpalhankam Rp1.700 triliun.
Tangkapan layar Juru Bicara Menteri Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak. ANTARA/Syaiful Hakim
Tangkapan layar Juru Bicara Menteri Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak. ANTARA/Syaiful Hakim

Bisnis.com, JAKARTA - Juru Bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Danhil Anzar Simanjuntak menyampaikan klarifikasi terkait beredarnya dokumen Peraturan Presiden (Perpres) tentang Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam) Kementerian Pertahanan dan TNI.

Danhil menegaskan bahwa dokumen Perpres yang beredar itu belum menjadi keputusan final.

"Raperpres adalah dokumen perencanaan dalam pembahasan dan pengujian mendalam, bukan dan belum menjadi keputusan final," kata Dahnil dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (31/5/2021).

Dia mengungkapkan bahwa dokumen perencanaan pertahanan tersebut adalah bagian dari rahasia negara dan dokumen internal dalam pembahasan yang masih berlangsung.

Danhil pun menyesali adanya pihak-pihak yang diduga sengaja membocorkan dokumen tersebut ke publik.

"Dokumen tersebut dijadikan alat politik untuk mengembangkan kebencian politik dan gosip politik yang penuh dengan nuansa kecemburuan politik," ujarnya.

Kementerian Pertahanan sendiri, lanjut dia, akan bersikap tegas untuk mengusut siapa yang bertanggung jawab menyebarkan dokumen tersebut sehingga menjadi simpang siur di publik.

Dikatakan Dahnil, sesuai dengan direktif Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, bahwa Presiden ingin ada kejelasan 5 tahun sampai dengan 25 tahun ke depan Indonesia bisa memiliki Alpalhankam apa saja.

"Berangkat dari direktif tersebut, dengan juga melihat kondisi Alpalhankam kita yang faktualnya memang sudah tua. Bahkan, 60 persen Alpalhankam kita sudah sangat tua dan usang serta memprihatinkan," tuturnya.

Dengan demikian, kata Dahnil, modernisasi Alpalhankam adalah keniscayaan karena pertahanan yang kuat terkait dengan kedaulatan negara dan keutuhan wilayahan NKRI serta keselamatan bangsa harus terus terjaga dalam jangka panjang. 

Oleh sebab itu, Kemhan mengajukan sebuah formula modernisasi Alpalhankam melalui reorganisasi belanja dan pembiayaan.

Reorganisasi belanja dan pembiayaan Alpalhankam ini akan dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan melalui mekanisme belanja renstra tahun 2020—2024, sehingga postur pertahanan ideal Indonesia bisa tercapai pada tahun 2025 atau 2026, dan postur ideal tersebut bertahan sampai 2044.

Dengan formula itu, kata Dahnil, pada tahun 2044 akan dimulai pembelanjaan baru untuk 25 tahun ke depan.

"Apabila dianologikan, formula belanja ini ibarat membangun rumah. Kita membiayai pembangunan rumah dalam waktu tertentu, kemudian jadi satu rumah yang ideal, bukan membangun secara mencicil pembangunannya, mulai dari jendelanya dahulu, nanti ada duit lagi baru bangun pintunya dan seterusnya," papar Dahnil.

Menurut Dahnil, pembiayaan yang dibutuhkan masih dalam pembahasan dan bersumber dari pinjaman luar negeri.

Nilainya, lanjut dia, nanti tidak akan membebani APBN dan tidak akan mengurangi alokasi belanja lainnya dalam APBN yang menjadi prioritas pembangunan nasional. 

Karena pinjaman yang kemungkinan akan diberikan oleh beberapa negara ini, kata Dahnil, diberikan dalam tenor yang panjang dan bunga sangat kecil serta pembayarannya menggunakan alokasi anggaran Kemhan yang setiap tahun dialokasikan di APBN.

"Dengan asumsi, alokasi anggaran Kemhan di APBN konsisten sekitar 0,8 persen dari PDB selama 25 tahun ke depan," katanya menjelaskan.

Kendati demikian, kata Dahnil, semua formula itu yang masih dalam pembahasan bersama para pihak yang terkait. 

"Bukan konsep yang sudah jadi dan siap diimplementasikan," demikian Dahnil.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper