Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat Militer Connie Rahakundini Bakrie mempertanyakan rencana pemerintah terkait pemenuhan kebutuhan alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam) mencapai Rp1.760 triliun atau setara US$142 miliar.
Dia menyebut Kementerian Pertahanan (Kemenhan) tengah menyiapkan Peraturan Presiden (Perpres) untuk merealisasikan rencana itu. Connie mengaku kaget karena angka itu terkesan terlalu besar namun tanpa kejelasan.
"Yang sudah di-clear-kan dan dijelaskan Menteri Bappenas pada saya adalah dana sebesar US$20 miliar. Selisih US$104 miliar itu harus dijelaskan Kemhan," kata Connie saat dihubungi Tempo, Sabtu (29/5/2021).
Connie mengatakan dalam dokumen yang dia baca, dana itu merupakan Rencana Strategis (Renstra) 2020 - 2020-2024 dan harus habis pada 2024. Dana yang dia disebut sebagai roadmap pertahanan itu dia sebut akan berasal dari pinjaman luar negeri yang bunganya baru selesai pada 2024.
Connie mengatakan kebijakan strategi ada di sana termasuk Alutsista. Connie mempertanyakan dari mana angka itu muncul.
Di akun YouTube Akbar Faisal, Connie menjelaskan bahwa dokumen itu dia dapatkan dari Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat. Dijelaskan di sana, untuk akuisisi alpahankam senilai US$79.099.625.314.
Baca Juga
Untuk pembayaran bunga tetap selama 5 rentstra sebesar US$13.390.000 miliar, dan untuk dana kontijensi serta pemeliharaan dan perwatan alpahankam sebesar US$32.505.274.686.
"Pertanyaan saya anggaran pertahanan sebesar ini, dalam tiga tahun kita mau beli apa?" kata Connie.
Yang juga aneh, kata Connie, Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) di tiga Matra TNI juga tak tahu menahu soal ini. "Jadi pertanyaan sederhana, angka sebesar ini mau keluar buat beli apa dan kenapa mesti habis di 2024?" kata Connie.
Anggota Komisi I DPR Sukamta, saat dikonfirmasi mengenai angka ini juga mengaku belum tahu menahu. Dia mengatakan baru tahu juga keberadaan rencana ini.
"Belum pernah ada rapat soal ini di Komisi I. Kemarin di Panja Alutsista ketika membahasa Pinjaman luar negeri juga tidak ada presentasi soal ini," kata Sukamta.