Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Poros Partai Islam Tak Populer, Sulit Bersaing di Pemilu 2024?

Mayoritas responden tidak terlalu familiar dengan poros partai Islam. Hanya 14,8 persen yang mengaku pernah mendengar atau sedikit tahu tentang poros politik tersebut.
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu (kanan) dan Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (kiri) berfoto bersama sebelum memulai pertemuan di Kantor DPP PKB di Jalan Raden Saleh, Jakarta, Rabu (28/4/2021)./Antararnrn
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu (kanan) dan Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (kiri) berfoto bersama sebelum memulai pertemuan di Kantor DPP PKB di Jalan Raden Saleh, Jakarta, Rabu (28/4/2021)./Antararnrn

Bisnis.com, JAKARTA - Poros partai Islam dinilai kurang populer di kalangan masyarakat. Hal itu ditunjukkan melalui survei yang dilakukan oleh Puspoll Indonesia.

Direktur Eksekutif Puspoll Indonesia Muslimin Tanja mengatakan hanya 14,8 persen responden mengatakan pernah mendengar dan 59,4 persen mengaku tidak pernah mendengar, sementara 25,8 persen tidak memberikan jawaban.

Survei ini diikuti oleh 1.600 responden yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia dengan sampel proporsional pada April 2021.

Dari hampir 15 persen orang yang mengetahui akan adanya poros partai Islam, sebanyak 46 persen yakin bahwa koalisi ini akan terbentuk dan 43 persen tidak yakin. Adapun 11 persen tidak bisa memberikan penilaian.

"Dari sisi orang yang mengikuti pemberitaan ini baru 46 persen ini bisa terwujud. Tentu ini tidak kemudian menjadi [kepastian] apakah ini bisa terjadi atau tidak, karena baru akan dibangun menjelang pilpres," ujarnya pada sebuah diskusi pada Minggu (23/5/2021).

Muslimin mengatakan bahwa rendahnya kesadaran masyarakat menjadi tantangan tersendiri partai koalisi Islam.

Kendati demikian, dalam perspektif publik memperlihatkan bahwa partai-partai yang dinilai paling berpihak terhadap Islam adalah PKB (17,6 persen), PKS (15,8 persen), Gerindra (8,9 persen), dan PPP (7,4 persen)

Diikuti oleh PDIP (6,4 persen), Golkar (3,7 persen), Demokrat (2,4 persen), Nasdem (1,8 persen) dan PAN (1,1 persen). Partai lainnya di bawah 1 persen.

“Partai Islam paling tidak sudah cukup modal. Misal PKB, PKS, dan PPP kalau kita gabungkan

sudah 40 persenan, jadi cukup besar penilaian publik mereka,” ungkapnya.

Ketua DPP PPP Dony Ahmad Munir mengatakan inisiasi partai poros Islam memang sengaja dibentuk karena ada harapan umat Islam yang menginginkan partai Islam bersatu.

Seperti diketahui, wacana terbentuknya poros partai islam mencuat pasca pertemuan elit PPP dan PKS pada awal Ramadan.

Dalam hasil survei yang sama, elektabilitas partai yang beridentitas Islam cenderung masih masih berada di tengah-tengah. Secara berturut-turut elektabilitas parpol masih dikuasai PDIP, Gerindra, PKB, Golkar, dan PKS. Adapun PPP berada di urutan delapan dan PAN ke-9.

Terkait dengan Capres 2024, Bupati Sumedang ini mengatakan pentingnya mengkombinasikan pasangan calon dari poros partai Islam akan sangat menentukan siapa yang akan menang pada Pilpres 2024.

“Harus betul-betul teliti. Apakah Anies-Ridwan Kamil (RK) akan kuat dengan melawan Prabowo-Puan, misalnya. Atau Muhaimin-AHY,” ujarnya.

Selain itu, tokoh regional juga akan menjadi kunci untuk memengaruhi dinamika elektoral, seperti yang saat ini tengah memimpin yakni Anies, RK, dan Ganjar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper