Bisnis.com, JAKARTA — Epidemiolog Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia Pandu Riono mengingatkan agar masyarakat tidak mudah terpancing pendapat satu pihak tertentu terkait pro dan kontra terhadap vaksin AstraZeneca.
Menurut Pandu, masyarakat juga perlu memahami konteks bahwa sebuah kebijakan yang diambil pemerintah mestinya telah melewati berbagai pertimbangan dan masukan dari ahli.
"Keputusan apapun dalam layanan vaksinasi itu berdasarkan konsensus ahli dan mendasari pada data yang bersumber dari banyak negara," cuit Pandu lewat akun Twitter pribadinya, Minggu (22/5/2021).
Pernyataan Pandu tersebut ditujukan untuk menanggapi sikap Ketua Satgas Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban. Sebelumnya, Guru Besar Fakulas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut sempat menyatakan pandangannya bahwa vaksin AstraZeneca tidak sesuai digunakan untuk masyarakat berusia di bawah 30 tahun.
Pandu menggarisbawahi bahwa dirinya tidak bermaksud mendebat Zubairi. Dia hanya menilai pendapat seorang dokter di depan umum secara sepihak bisa menimbulkan kebingungan di tengah masyarakat.
"Jika diumumkan terbuka via sosmed, bisa membawa konsekuensi yang beda. Membingungkan masyarakat," tambahnya.
Pandangan Zubairi terhadap vaksin AstraZeneca sebelumnya dia cuit via akun Twitter pribadi pada Jumat (21/5/2021).
Menurut Zubairi, ada beberapa alasan mengapa dia menilai vaksin tersebut tidak bagus digunakan di penduduk di bawah 30 tahun. Salah satunya adalah kasus meninggal di Inggris yang diduga mengaitkan penggunaan vaksin tersebut terhadap permasalahan pembekuan darah.
Inggris pun disebut Zubairi mulai mengalihkan penggunaan vaksin AstraZeneca untuk penduduk di atas 30 tahun sejak April lalu.
"Yang jelas tidak ada pengobatan atau vaksin yang bebas dari risiko. Bagi saya, AstraZeneca memberi lebih banyak manfaat daripada risiko. Namun, untuk di bawah usia 30, vaksin lain mungkin pilihan yang lebih baik," kata Zubairi.