Bisnis.com, JAKARTA -- Sekitar 4.000 roket telah ditembakan oleh milisi Hamas ke wilayah yang diduduki oleh Israel selama 10 hari terakhir, demikian laporan pasukan keamanan Israel atau Israel Defence Force (IDF) dalam siaran resminya.
Aksi saling balas kemungkinan masih akan terus tejadi. Pasalnya, pihak IDF berkukuh akan melindungi wilayah Israel dari serangan roket Hamas yang sejauh ini telah menewaskan 10 orang di Israel.
"We wil continue to defend Israel, (Kami akan terus melindungi israel)," demikian dikutip dari akun @IDF pada Kamis (20/5/2021).
Baca Juga
Di sisi lain, serangan tentara Zionis ke Jalur Gaza juga terus terjadi. Israel mengklaim penyerangan tersebut dilakukan untuk merespons serangan roket Hamas dan ditujukan ke instalasi peluncuran roket milik kelompok perlawanan Palestina tersebut.
Meski demikian, aksi agresif Israel itu kemudian justru menimbulkan korban jiwa di pihak warga sipil Palestina. Sebanyak 200 lebih rakyat Palestina dikabarkan telah meninggal akibat serangan udara Israel. Sebagaian adalah anak-anak.
Sementara itu, upaya diplomatik untuk gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah gagal mencapai kemajuan.
Amerika Serikat terus memblokir Dewan Keamanan PBB untuk mengeluarkan pernyataan bersama yang mendesak diakhirinya serangan Israel dengan mengatakan kepada para diplomat bahwa pernyataan publik tidak akan membantu menenangkan ketegangan.
Sementara itu, Prancis menyatakan sedang berbicara dengan tetangga Israel, Mesir dan Yordania terkait resolusi gencatan senjata yang baru. China mengatakan mendukung proposal Prancis.
Dalam perkembangan lain, kelompok hak asasi manusia (HAM) mendesak penyelidikan independen atas serangan Israel di Gaza. Kelompok hak asasi manusia Palestina, Al Haq menyerukan penyelidikan internasional atas serangan Israel di Gaza, termasuk terhadap jurnalis dan perusahaan media.
Kelompok itu merujuk pada penghancuran menara al-Jalaa, yang merupakan kantor Al Jazeera dan The Associated Press sebagai tindakan "melanggar hukum". “Negara-negara anggota PBB harus "mengutuk serangan Israel yang tidak beralasan atas kantor media," ujar Al Haq seperti dikutip Aljazeera.com, Kamis (20/5/2021).
Disebutkan bahwa PBB harus menekan Israel untuk memperlakukan awak media sebagai warga sipil serta perusahaan media sebagai objek sipil yang harus dilindungi dan dihormati.