Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh! AS Ogah Sumbangkan 62 Juta Dosis Vaksin ke Negara Lain

62 juta dosis vaksin Covid-19 di Amerika Serikat (AS) tidak bisa disumbangkan ke negara lain. Apa alasannya?
Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden membahas UU Perlindungan kesehatan Affordable Care Act (Obamacare) dalam jumpa pers di Wilmington, Delaware, AS, 10 November 2020./Antara-Reutersrn
Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden membahas UU Perlindungan kesehatan Affordable Care Act (Obamacare) dalam jumpa pers di Wilmington, Delaware, AS, 10 November 2020./Antara-Reutersrn

Bisnis.com, JAKARTA – Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), di seluruh AS, mencatat adanya timbunan 27 juta dosis vaksin Moderna Inc. dan 35 juta dari Pfizer Inc. serta BioNTech SE. Namun demikian, timbunan dosis tersebut tak bisa disumbangkan begitu saja ke negara yang tengah alami krisis akibat Covid-19.

Berdasarkan keterangan CDC, dosis vaksin yang belum terpakai tersebar di berbagai ratusan ribu lokasi seperti fasilitas negara, farmasi lokal, pusat vaksinasi, dan lokaksi lainnya.

“Untuk mengumpulkan dosis-dosis tak terpakai ini akan sangat sulit dan menghambat kinerja vaksinasi domestik Amerika Serikat,” ungkap Andy Slavitt, Penasihat Senior Satgas Covid-19 Gedung Putih seperti dilansir Bloomberg, Minggu (16/5/2021).

Pfizer juga sudah mengirimkan beberapa hasil produksinya di AS ke luar negeri. Selain itu, masih ada juga jutaan dosis tak terpakai lainnya dari Johnson & Johnson dan AstraZeneca Plc yang tersedia untuk dikirimkan dalam beberapa pekan atau beberapa bulan ke depan.

Seiring keputusan pemerintahan Joe Biden yang mulai melonggarkan aturan pakai masker supaya orang-orang mau segera divaksin, ada indikasi bahwa AS akan membutuhkan lebih banyak pasokan vaksin Covid-19.  

Di sisi lain, dua dosis vaksin yang memiliki efikasi tertinggi di dunia, Moderna dan Pfizer merupakan vaksin yang paling banyak dibeli oleh negara-negara kaya.

Warga Amerika Serikat bahkan bisa memilih mau pakai vaksin jenis apa saja karena ketersediaannya cukup tinggi.

Vaksin Pfizer sudah mendapat izin untuk disuntikkan kepada orang-orang usia 12-15 tahun, membuat timbunan pasokan yang ada cukup ketat ketika upaya vaksinasi kepada remaja yang akan dimulai dalam waktu dekat. .

Vaksin Pfizer bahkan akan segera dapat izin untuk disuntikkan ke anak-anak, yang sebenarnya berisiko rendah terpapar Covid-19. Namun, hal ini membuat kemungkinan untuk disumbangkan ke luar negeri yang tengah krisis dan amat membutuhkan jadi makin sempit.

“Kalau memang ingin melakukan pendekatan etis terkait vaksinasi memang harusnya melakukan vaksinasi kepada orang-orang yang yang rentan dulu, di mana pun berada. Namun, realita politisnya tidak bisa seperti itu,” ungkap Richard Besser, Mantan Direktur CBC.

Besser mengatakan, setiap negara akan terlebih dahulu berupaya melindungi warganya sendiri. Dengan demikian, keutamaan di AS adalah timbunan vaksin yang ada akan digunakan untuk anak dan remaja dulu, bukan untuk disumbangkan ke negara lain. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper