Bisnis.com, JAKARTA - Tiga kapal China membantu proses pengangkatan kapal selam KRI Nanggala-402 ke permukaan. Kapal tersebut saat ini telah berada di perairan utara Bali.
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono mengatakan bahwa sejumlah ketiga kapal tersebut adalah Yong Xing Dao 863, Ocean Tug Natunus 195 dan Scientific Salvage Tan Suo 2.
“Bantuan luar negeri dalam proses evakuasi KRI Nanggala 402 dari dalam laut juga China pada saat ini sudah mengerahkan tiga kapal,” kata Yudo saat rapat kerja dengan Komisi I DPR RI, Kamis (6/5/2021).
Sebelumnya, sejumlah negara memberikan bantuan untuk pencarian KRI Nanggala-402 di perairan utara Bali seperti Malaysia, Singapura, Australia hingga Amerika Serikat.
Singapura mengerahkan kapal penyelamat MV Swift Rescue, Malaysia menerjukan MV Mega Bakti, Australia mengerahkan dua kapal perang yakni HMAS Ballarat dan HMAS Sirius dan AS mengirimkan pesawat P-8 Poseidon.
“Saat ini yang berada di laut untuk kapal Singapura, Malaysia dan Australia sudah kembali pada H+3 saat ini kapal China sedang melaksanakan pendeteksian dan selanjutnya melanjutkan salvage atau evakuasi,” paparnya.
Diberitakan sebelumnya, kapal selam KRI Nanggala-402 sempat dinyatakan hilang kontak di perairan utara Bali pada 21 April 2021. Kapal berusia 40 tahun tersebut kemudian dinyatakan tenggelam pada 24 April dan sehari kemudian seluruh awak dinyatakan gugur.
Sementara itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 menjadi momentum yang tepat untuk mengevaluasi kondisi alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI.
Hal itu disampaikan Panglima TNI saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi I DPR RI, Kamis (6/5/2021) untuk membahas mengenai insiden tenggelamnya KRI Nanggala-402 di Perairan Bali.
“Saat ini menjadi waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi tentang kondisi alutsista TNI khususnya kapal selam yang dimiliki TNI AL dan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk melanjutkan modernisasi kapal selam,” kata Panglima, Kamis (6/5/2021).
Panglima TNI menjelaskan bahwa peristiwa 21 April 2021 tersebut tidak hanya menghilangkan alutsista strategis TNI, akan tetapi juga merenggut nyawa 53 prajurit terbaik kapal selam.