Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masyarakat Nekat Mudik, Pemerintah Waspadai Lonjakan Kasus Covid-19

Kementerian Kesehatan mewaspadai potensi lonjakan kasus Covid-19, terutama jika masyarakat memaksakan tetap mudik.
Penumpang antre untuk memasuki area peron di memasuki Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Jumat (25/12/2020). PT Kereta Api Indonesia telah menjual 428.000 tiket KA untuk periode masa libur Natal dan Tahun Baru 2021 keberangkatan 18 Desember 2020 - 6 Januari 2021. /ANTARA
Penumpang antre untuk memasuki area peron di memasuki Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Jumat (25/12/2020). PT Kereta Api Indonesia telah menjual 428.000 tiket KA untuk periode masa libur Natal dan Tahun Baru 2021 keberangkatan 18 Desember 2020 - 6 Januari 2021. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Kesehatan mencatat bahwa selama menjelang Ramadan hingga Senin (3/5/2021), kasus Covid-19 di Indonesia stabil. Namun demikian, pihaknya perlu mewaspadai potensi lonjakan kasus, terutama jika masyarakat memaksakan tetap mudik

“Artinya, kasus konfirmasi positif tidak bergerak turun, tapi cenderung mendatar atau naik,” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-1 Kemenkes Siti Nadia Tarmidzi dalam konferensi pers, Selasa (4/5/2021).

Selain itu, kasus kematian juga terjadi peningkatan. Sampai dengan Senin (3/5/2021), ada peningkatan 3,16 persen pada angka kematian. Nadia mengatakan, ada hal yang perlu dipastikan, yaitu kemungkinan terjadinya perburukan yang cepat dari gejala Covid-19, karena peningkatan angka kematian tidak berkorelasi langsung dengan peningkatan kasus konfirmasi positif. 

“Kalau kita lihat ini bisa jadi indikasi adanya varian baru, indikasinya meningkatkan tingkat keparahan penyakit. Dan walaupun harus kita lihat lebih lanjut tapi angka kematian yang terus meningkat menjadi kewaspadaan kita, apakah mutasi virus ini yang menyebabkan terjadinya hal ini,” kata Nadia. 

Kemudian, angka keterpakaian rawat inap rumah sakit rata-rata 35 persen, untuk perawatan isolasi maupun ICU. Tapi gambarannya April sampai hari ini cederung flat, bahkan ada kecenderungan untuk naik. 

“Kita tahu beberapa rumah sakit minggu lalu seperti RS Hasan Sadikin Bandung, dan did RS Marzoeki Mahdi terjadi peningkatan kasus yang hampir 30-40 persen,” ungkapnya. 

Kemudian, berdasaran data Satgas Penanganan Covid-19, ada beberapa provinsi dengan tren kenaikan yang sangat signifikan dan kenaikan yang cukup signifikan, yaitu Bengkulu 94 persen, Bangka Belitung 99 Persen, Kepulauan Riau 183 persen, Riau 131 persen, Lampung 100 persen. 

“Di sisi lain, Sumatra Barat dan Kalimantan Barat juga naik di atas 60 persen. Ini jadi kewaspadaan kita kita tau ini adalah kota-kota yang menjadi tujuan mudik. Di NTB, Jambi, dan Jawa Barat juga naik 13-17 persen. Ini terjadi bahkan sebelum kegiatan untuk di bulan Ramadan,” kata Nadia. 

Peningkatan ini harus jadi kewaspadaan seluruh masyarakat, terkait dengan peningkatan mobilitas sejak awal Ramadan. Adapun, yang harus diantisipasi pekan ini adalah beberapa kerumunan di tempat perbelanjaan dan adanya arus mudik walaupun sudah ada larangan. 

Selanjutnya, secara umum, ada 19 provinsi yang mengalami kenaikan kasus aktif. Termasuk di DKI Jakarta, Jabar, dan Jatim juga terjadi peningkatan. Daerah-daerah ini perlu diwaspadai karena menjadi sumber pemudik dan jadi tujuan mudik. 

“Ini alarm untuk kita semua. Bagaimana kepatuhan memakai masker juga penting, dalam hal akibat dari mobilitas yang sangat tinggi,” imbuhnya. 

Pasalnya, masih ada 55 kabupaten/kota yang kepatuhan pakai maskernya kurang dari 60 persen atau zona merah, yang patuh 61-75 persen atau zona oranye ada 58 kabupaten kota, patuh 75-90 persen atau zona kuning ada 125 dan kepatuhan 91-100 persen atau zona hijau ada 121 kabkot. 

“Kami mengingatkan kabkot yang menjadi tujuan arus mudik ada yang masih berwarna merah dan kuning, atau oranye. Harus diperketat lagi oleh teman-teman di posko tangguh terutama dalam pelaksanaan PPKM Mikro,” tambah Nadia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper