Bisnis.com, JAKARTA – Proyeksi angka kasus Covid-19 sebanyak 1,7 juta pada akhir 2021 kemungkinan meleset, jika melihat kasus saat ini yang sudah berada di angka 1,67 juta.
Untuk mengantisipasinya, Kementerian Kesehatan memperkuat upaya penanganan Covid-19 yang bersumber dari tambahan anggaran penanganan Covid-19 yang sudah diajukan pada Februari lalu.
“Belum ada permintaan anggaran yang baru, masih pakai yang diajukan Februari lalu,” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmidzi, Senin (3/5/2021).
Tambahan anggaran tersebut, kata Nadia, terutama ditujukan untuk melakukan testing, tracing, dan treatment (3T) dan memenuhi beberapa kebutuhan fasyankes lainnya.
Sebelumnya pada Februari, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono meminta tambahan anggaran sebesar Rp134,46 triliun.
Tambahan anggaran untuk penanganan Covid-19 tersebut dialokasikan dalam tiga program yaitu untuk anggaran diagnostik, terapeutik dan vaksinasi Covid-19.
Baca Juga
Alokasi terbesar pada tambahan anggaran tersebut ialah untuk terapeutik yaitu mencapai Rp61,85 triliun. Mayoritas anggaran tersebut ialah untuk klaim pasien yaitu mencapai Rp32,33 triliun. Kemudian, disusul untuk insentif tenaga kesehatan yaitu mencapai Rp16,83 triliun.
Sementara itu, alokasi untuk diagnostik yaitu testing dan tracing jumlahnya Rp13,76 triliun, sedangkan alokasi untuk program vaksinasi Covid-19 ialah Rp58,18 triliun. Selain itu, Kemenkes juga mengalokasikan Rp670 miliar untuk untuk penelitian.
Sebelum mengajukan tambahan anggaran tersebut, anggaran Kemenkes pada 2021 adalah Rp84,3 triliun.