Bisnis.com, JAKARTA - Guru Besar Universitas Indonesia Profesor Zubairi Djoerban mempertanyakan belum adanya larangan masuk dari pemerintah Indonesia kepada pelancong asal India di tengah lonjakan kasus Covid-19 di negara tersebut.
Hal itu diungkapkannya melalui akun Twitternya, @ProfesorZubairi, Jumat (23/4/2021) 10.47 WIB. Padahal, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Pengurus Besar IDI (Satgas Covid-19 PB IDI) itu mengatakan bahwa sejumlah negara lain seperti Inggris dan Singapura telah menerapkan restriksi ketat untuk pendatang dari India.
Menurutnya, Indonesia seharusnya mengambil kebijakan serupa dengan melarang pelancong dari luar negeri. Apalagi, Indonesia telah membatasi pergerakan di dalam negeri dengan kebijakan peniadaan mudik.
"Mengapa butuh waktu lama untuk bertindak? Inggris, Singapura, dan beberapa negara sudah melarang pelancong India untuk masuk. Indonesia kan sudah melarang warganya untuk mudik. Ya harusnya juga melarang atau mengurangi dulu pelancong dari luar berkeliaran dengan bebas," tulisnya di Twitter.
Mengapa butuh waktu lama untuk bertindak? Inggris, Singapura, dan beberapa negara sudah melarang pelancong India untuk masuk.
— Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi) April 23, 2021
Indonesia kan sudah melarang warganya untuk mudik. Ya harusnya juga melarang atau mengurangi dulu pelancong dari luar berkeliaran dengan bebas.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Kantor Imigrasi Kelas 1 Bandara Soekarno-Hatta Romi Yudianto memastikan kedatangan 117 warga negara India di Bandara Soekarno-Hatta sudah melalui pengawasan dan pemeriksaan yang ketat.
"Dari sisi dokumen Keimigrasian mereka punya KITAS /ITAS (Kartu Izin Tinggal Terbatas) dan KITAP/ITAP (Kartu Izin Tinggal Tetap)," ujar Romi, dikutip dai Tempo.co, Jumat (23/4/2021).
Baca Juga
Penjelasan Romi ini merespons viralnya kedatangan ratusan warga negara India melalui Bandara Soekarno-Hatta mengingat negara itu tengah dilanda 'Tsunami Covid-19' dalam dua bulan terakhir. Selain itu, India diketahui tengah berjibaku melawan mutasi virus SARS-CoV-2 varian B1617 yang bermuatan mutasi ganda.
Romi mengatakan ada 117 warga India, bukan 135 orang seperti yang ramai diberitakan, tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada 21 April malam. Mereka menumpang pesawat AirAsia XZ988. Pesawat itu membawa 127 penumpang dan kru, 117 diantaranya warga negara India.
Adapun, Profesor Zubairi Djoerban sebelumnya juga mengungkapkan bahwa lonjakan penyebaran virus Corona atu Covid-19 di India harusnya menjadi peringatan bagi Indonesia.
Dia mengingatkan masyarakat agar tidak apatis terhadap upaya penanganan Covid-19. Dia menegaskan protokol kesehatan tetap wajib ditegakkan.
"Lonjakan di India ini harus menjadi peringatan bagi kita. Jangan apatis terhadap Covid-19," tulisnya di Twitter.
Lonjakan di India ini harus menjadi peringatan bagi kita. Jangan apatis terhadap Covid-19. Tetap memakai masker dan jaga jarak.
— Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi) April 17, 2021
Ingat, di Jakarta pun sebenarnya kasus positif Covid-19 itu sudah naik cukup signifikan dalam dua pekan terakhir.
Terima kasih.
Ahli ilmu penyakit dalam itu menilai situasi di India saat ini cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, jelas dia, ada lebih dari 300.000 kasus Covid-19 dalam sehari di negara tersebut.
Belum lama India dipuja-puji. Kasus hariannya turun jadi 20 ribu Februari lalu. Keadaan berubah saat Tsunami Covid-19 melanda. Angka kasus meningkat hingga 300 ribu. Semua disebabkan kelonggaran untuk pernikahan besar, festival, sampai transportasi publik. Kita jangan lengah.
— Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi) April 22, 2021