Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Akui Modernisasi Nuklir China dan Rusia Lebih Cepat

China sedang memodernisasi kemampuan nuklirnya begitu cepat sehingga selalu ada pembaruan yang terlihat.
Ilustrasi - Seorang teknisi  berjalan melintasi peluncur rudal Rusia Iskander-M  sebelum latihan untuk parade Hari Kemenangan dengan latar Pusat Bisnis Moskow, yang juga dikenal sebagai Kota Moskow, 5 Mei 2016/Reuters
Ilustrasi - Seorang teknisi berjalan melintasi peluncur rudal Rusia Iskander-M sebelum latihan untuk parade Hari Kemenangan dengan latar Pusat Bisnis Moskow, yang juga dikenal sebagai Kota Moskow, 5 Mei 2016/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Pejabat tinggi militer bidang nuklir AS memperingatkan bahwa China dan Rusia sedang memodernisasi senjata nuklir dengan kemampuan yang lebih cepat dari AS.

Hal itu terungkap dalam sidang Kongres. Disimpulkan jika tidak mulai berinvestasi lebih banyak dalam bidang pertahanan nuklir dan infrastruktur, AS akan "berisiko kehilangan kredibilitas di mata negara musuh".

Rusia dinilai secara agresif terlibat dalam pengembangan dan modernisasi kemampuan nuklir konvensional, dan sekarang kira-kira 80 persen selesai.

"Sementara kita berada di titik nol," kata Laksamana Charles Richard, kepala Komando Strategis AS yang mengawasi persenjataan nuklir AS pada sidang itu seperti dikutip CNN.com, Rabu (21/4).

Menurutnya, hampir semua sektor persenjataan China dan Rusia mengalami modernisasi dalam skala besar.

Richard mengatakan China sedang memodernisasi kemampuan nuklirnya begitu cepat sehingga selalu ada pembaruan yang terlihat.

Meski cadangan nuklir China jauh lebih kecil daripada persenjataan nuklir Amerika Serikat dan Rusia, negara itu sedang mengalami "ekspansi yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Richard dalam laporannya.

Rusia dan AS memiliki sekitar 1.550 hulu ledak nuklir pada rudal balistik antarbenua. Rudal balistik itu dapat diluncurkan dari kapal selam dan merupakan pembom berat yang dilengkapi senjata nuklir.

China diperkirakan hanya memiliki sekitar 320 hulu ledak, menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm.

Pemerintahan Biden saat ini sedang melakukan kajian ulang postur nuklir dengan memeriksa jumlah total uang yang diinvestasikan dalam program modernisasi nuklir.

Tujuan dari tinjauan tersebut adalah untuk mengurangi target senjata nuklir dalam strategi pertahanan AS, kata Senator Elizabeth Warren, seorang Demokrat asal Massachusetts, dalam sidang tersebut.

"Saya setuju dengan target itu dan saya pikir itu tidak sesuai dengan tingkat pengeluaran yang sangat tinggi. Setiap pemerintahan membuat keputusan strategis tentang struktur kekuatan dan modernisasi senjata nukli keputusan itu memiliki bobot yang luar biasa," kata Warren.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Sumber : CNN.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper