Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan hilangnya nama pendiri Nadlathul Ulama KH. Hasyim Asyhari di Kamus Sejarah adalah murni sebuah kesalahan.
Dia memastikan tidak ada unsur kesengajaan untuk menghilangkan nama Hasyim Asyari.
"Memang ada kesalahan teknis dalam penyusunan dan kami memohon maaf karena ini kesalahan yang tidak perlu terjadi, buku yang belum siap tapi diupload di website resmi," kata Hilmar dalam konferensi pers daring Kemendikbud, Selasa (20/4/2021).
Himar mengatakan awalnya buku kamus sejarah ini merupakan proyek di tahun 2017. Namun hingga tahun anggaran 2017 selesai, buku ini belum kunjung rampung.
"Pada 2017 belum selesai tapi karena ada masa anggaran habis, yang tidak selesai harus dilaporkan, yang tidak selesai di-layout dan kemudian dibuatkan pdf baik file dan copy dicetak 20 eksemplar diedarkan untuk keperluan penyuntingan," katanya.
Hilmar melanjutkan, pada 2019 Direktur Sejarah diminta menyiapkan materi untuk situs resmi Rumah Belajar. Naskah Kamus Sejarah yang belum rampung itu pun masuk dalam laman resmi Rumah Belajar.
"Saya sudah cek sampai staf di lapangan, kesimpulannya ini keteledoran, naskah yang tidak siap kemudian sudah dimuat di website itu," katanya.
Hilmar pun meminta maaf atas keteledoran pihaknya. Dia memastikan apa yang sudah sudah diunggah ke laman Rumah Belajar sudah ditarik. Begitu pula, semua buku sejarah modern akan ditinjuau ulang.
"Kami sudah turunkan buku ini, jadi sudah tidak ada lagi di website Rumah Belajar. Semua buku sejarah modern juga diturunkan sampai ada review," katanya.
Sebelumnya, lini masa Twitter hari ini diramaikan berita tentang hilangnya nama pendiri NU dalam buku Kamus Sejarah Indonesia.
Cuitan soal hilangnya nama pendiri NU itu menempati peringkat ketiga trending topik saat dilihat Bisnis.com, Selasa (20/4/2021) siang sekitar pukul 14.58 WIB.
Hal itu memancing netizen berkomentar, termasuk mencurigai adanya upaya tertentu yang tidak baik.
Sementara itu, website NUOnline dengan alamat nu.or.id menulis hal itu dengan judul Pendiri NU Hilang, Kamus Sejarah Kemendikbud Diminta untuk Direvisi dan Ditarik dari Peredaran.