Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyunting: Tidak Ada Maksud Menghilangkan Nama KH. Hasyim Asy'ari

Disebutkan Susanto bahwa penyusunan Kamus itu masih belum selesai alias masih draft. Hal itu ditegaskan setelah berkonsultasi dengan Prof. Taufik Abdullah, sebagai pembaca utama naskah Kamus Sejarah Indonesia tersebut. 
KH. Hasyim Asy'ari/Istimewa
KH. Hasyim Asy'ari/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Penyunting buku Kamus Sejarah Indonesia Profesor Susanto Zuhdi menjelaskan ihwal hilangnya nama pendiri Nadlathul Ulama KH. Hasyim Asy'ari dalam kamus tersebut.

Susanto mengakui nama pendiri NU itu tidak tercantum dalam lema atau entry tokoh dalam Kamus Sejarah yang masih draft tersebut.

Dengan kata lain, Kamus Sejarah Indonesia yang beredar soft copynya sebetulnya draft yang belum disempurnakan, dan masih harus dicek ulang.

Disebutkan Susanto bahwa penyusunan Kamus itu pun masih belum selesai alias masih draft. Hal itu, ujarnya, ditegaskan setelah berkonsultasi dengan Prof. Taufik Abdullah, sebagai pembaca utama naskah Kamus Sejarah Indonesia tersebut. 

Dengan kata lain, Kamus Sejarah Indonesia itu belum selesai. Semula diharapkan pengerjaannya berlanjut, namun setelah masa anggaran habis pengerjaan lanjutan tidak terjadi.

Di sisi lain Susanto menyebutkan nama KH. Hasyim Asyari tidak sepenuhnya hilang di buku itu.

Susanto memaparkan, Kasus Sejarah Indonesia itu dalam perencanaannya disusun dalam empat lema atau entry, yakni tokoh, organisasi, peristiwa, dan tempat bersejarah.

Dalam draft Kamus Sejarah Indonesia yang terlanjut beredar, nama pendiri NU itu tercantum dalam entry peristiwa, juga di entry organisasi.

"Tokoh KH Hasyim Asy'ari bukan tidak ada, nama beliau ada dalam uraian pendirian NU. Juga tidak benar semua tokoh NU dihapus," katanya dalam konferensi pers daring, Selasa (20/4/2021).

Dia pun menegaskan bahwa pihaknya tidak bermaksud untuk tidak memasukan nama KH. Hasyim Asy'ari dalam entry tokoh pada penyusunan Kamus Sejarah Indonesia tersebut.

"Bagaimana mungkin melupakan tokoh ini," kata Susanto.

Sementara itu, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan hilangnya nama pendiri Nadlathul Ulama KH. Hasyim Asyhari di Kamus Sejarah adalah murni kesalahan semata.

Dia memastikan tidak ada unsur kesengajaan untuk menghilangkan nama Hasyim Asyari.

"Memang ada kesalahan teknis dalam penyusunan dan kami memohon maaf karena ini kesalahan yang tidak perlu terjadi, buku yang belum siap, tapi di-upload di website resmi," kata Hilmar.

Lini masa Twitter hari ini diramaikan berita tentang hilangnya nama pendiri NU dalam buku Kamus Sejarah Indonesia.

Cuitan soal hilangnya nama pendiri NU itu menempati peringkat ketiga trending topik saat dilihat Bisnis.com, Selasa (20/4/2021) siang sekitar pukul 14.58 WIB.

Hal itu memancing netizen berkomentar, termasuk mencurigai adanya upaya tertentu yang tidak baik.

Sementara itu, website NUOnline dengan alamat nu.or.id menulis hal itu dengan judul Pendiri NU Hilang, Kamus Sejarah Kemendikbud Diminta untuk Direvisi dan Ditarik dari Peredaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper