Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menkes Soroti Lambatnya Vaksinasi Covid-19 di Aceh dan Papua

Apabila tidak segera dilakukan penyuntikan, Menkes Budi Gunadi Sadikin menyatakan pada pengiriman berikutnya akan dikurangi jumlah dosis vaksin Covid-19 yang diberikan.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin - Youtube Sekretariat Presiden
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin - Youtube Sekretariat Presiden

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut provinsi Aceh dan Papua sebagai daerah yang paling lambat dalam hal penyuntikan vaksinasi Covid-19.

Dia mengatakan bahwa pemerintah mendistribusikan vaksin secara merata ke 34 provinsi sejak 13 Januari 2021. Satu hari berselang target vaksinasi dapat dilakukan sekaligus di seluruh provinsi, namun tidak dilaksanakan semua provinsi.

Aceh dan Papua adalah daerah paling lambat penyuntikannya, stoknya ada, tapi tidak secepat provinsi lain,” kata Menkes saat webinar, Minggu (18/3/2021) malam.

Lebih lanjut, Menkes menerangkan bahwa seluruh provinsi saat ini telah memiliki dosis vaksin. Apabila tidak segera dilakukan penyuntikan, maka pada pengiriman berikutnya akan dikurangi jumlah dosis yang diberikan.

“Pembagian selalu ke 34 provinsi. Kalau provinsi tidak menyuntikan, pengiriman berikutnya kita sedikitkan. Karena kan ada masa expired,” ujarnya.

Oleh karena itu, pemerintah membuat basis data terkait progres vaksinasi di vaksin.kemkes.go.id. Masyarakat, imbuhnya, juga dapat melihat langsung progres vaksinasi yang telah dilakukan baik secara nasional maupun di tingkat daerah.

Adapun saat ini pemerintah telah memproduksi 26 juta dosis vaksin dari total 59,5 juta bahan baku (bulk) vaksin Covid-19. Dari jumlah itu 23 juta dosis sudah dikirimkan ke seluruh provinsi.

Selain itu, 16 juta dari 23 juta dosis tersebut telah disuntikan kepada penerima. Menkes mengaku bahwa saat ini masih ada stok di pusat sebanyak 3 juta dosis vaksin.

Di sisi lain, pemerintah menyebut total 59,5 juta bahan baku vaksin akan diproduksi menjadi 47 juta dosis vaksin. Pengerjaan produksi ini dilakukan oleh Bio Farma.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper