Bisnis.com, JAKARTA - Sekitar 70 persen pasien terinfeksi Virus Corona yang dites di rumah sakit Tokyo bulan lalu membawa mutasi yang diketahui dapat mengurangi perlindungan vaksin, menurut kantor berita NHK Jepang.
Mutasi E484K, yang dijuluki "Eek" oleh beberapa ilmuwan, ditemukan pada 10 dari 14 orang yang dites positif terkena virus di Rumah Sakit Medis Universitas Kedokteran dan Gigi Tokyo pada Maret, menurut laporan itu seperti dikutip Tribune.com.pk, Senin (5/4/2021).
Selama dua bulan hingga Maret, 12 dari 36 pasien Covid-19 membawa virus hasil mutasi tersebut. Padahal, tidak ada dari mereka yang baru-baru ini bepergian ke luar negeri atau melaporkan kontak dengan orang yang mengalaminya, katanya.
Pejabat rumah sakit tidak bisa dihubungi untuk dimintai komentar.
Menjelang Olimpiade musim panas yang dijadwalkan dimulai pada Juli, Jepang bergulat dengan gelombang infeksi baru.
Para ahli kesehatan sangat prihatin tentang penyebaran mutasi virus, meskipun vaksinasi skala besar untuk masyarakat umum telah dimulai.
Baca Juga
Pada Jumat (2/4/2021), sebanyak 446 infeksi baru dilaporkan di Tokyo, meskipun angka itu masih jauh di bawah puncaknya ketika lebih dari 2.500 infeksi pada Januari.
Di Osaka, tercatat 666 kasus dilaporkan. Pakar kesehatan telah menyatakan keprihatinan tentang penyebaran di sekitar kota metropolitan barat itu dari mutasi virus yang diketahui telah muncul di Inggris.
NHK melaporkan tidak ada pasien di rumah sakit Tokyo yang membawa virus asal Inggris.