Bisnis.com, JAKARTA - Polri memastikan tersangka tindak pidana terorisme Zakiah Aini (25) melakukan aksi penyerangan ke Mabes Polri seorang diri, tanpa ada bantuan pihak lain.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Polisi Argo Yuwono menjelaskan bahwa informasi adanya satu orang teroris lagi berjenis kelamin pria, selain Zakiah Aini yang melakukan penyerangan adalah tidak benar.
"Tidak benar ada yang lainnya, cuma ada satu orang saja," kata Argo, Kamis (1/4/2021).
Sebelumnya, beredar informasi bahwa ada teroris lainnya selain Zakiah Aini yang telah melarikan diri, ketika Zakiah Aini menembak sejumlah anggota Polri di pos jaga depan Mabes Polri.
Kemudian, informasi itu diterima Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror dan sejumlah Tim Densus 88 Antiteror langsung menyisir sepanjang jalan Trunojoyo Jakarta Selatan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono mengatakan tindakan penyerangan yang dilakukan tersangka Zakiah Aini tersebut masuk kategori teroris lone wolf yang tidak masuk struktur jaringan terorisme di Indonesia.
"Lone wolf itu melakukan aksi atas inisiatif sendiri. Dia mendapatkan hal itu dari Internet. Apapun dari Internet, dari media sosial semuanya bisa dia dapatkan," tuturnya, Kamis (1/4/2021).
Kendati demikian, menurut Rusdi, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror sudah menemukan sejumlah fakta hukum bahwa tersangka Zakiah Aini memiliki ketertarikan dengan teroris ISIS di Suriah.
Hal itu, kata Rusdi diketahui, setelah Tim Densus 88 Antiteror menggeledah rumah tersangka dan menemukan akun media sosialnya yang baru saja dibuat dan dipasang foto bendera ISIS.
"Kami masih terus mendalami kasus ini untuk dikembangkan," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada Rabu (31/3) sekitar pukul 16.30 WIB terduga teroris yang mengenakan pakaian serba hitam dan penutup kepala berwarna biru masuk ke dalam kawasan Mabes Polri.
Terduga teroris tersebut sempat menodongkan senjata api kepada aparat yang sedang bertugas di sekitar gerbang Mabes Polri.
Tidak menunggu lama, terduga teroris berjenis kelamin perempuan tersebut langsung dilumpuhkan dengan timah panas oleh petugas karena telah mengancam keselamatan.
Peristiwa tembakan ini terjadi tiga hari setelah tragedi bom bunuh diri di gerbang depan Gereja Katedral Makassar yang dilakukan pasangan suami istri pada Minggu (28/3/2021).