Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketua PBNU Kenang Sosok Arbi Sanit: Berintegritas & Tak Takut Direpresi

Arbi Sanit merupakan tokoh penuh integritas yang juga banyak memberikan kenangan tak terlupakan.
Arbi Sanit. JIBI/Solopos.com
Arbi Sanit. JIBI/Solopos.com

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua PBNU Robikin Emhas turut berduka atas berpulangnya pengamat politik Arbi Sanit, Kamis (25/3), setelah sebelumnya sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Pasalnya, Arbi Sanit bagi Robikin, merupakan tokoh penuh integritas yang juga banyak memberikan kenangan tak terlupakan.

Ingatan Robikin pun melayang saat bersama Arbi Sanit dan berbagai komponen berjibaku di masa pendirian dan awal keberadaan KIPP (Komite Independen Pemantau Pemilu), tahun 1996 dan 1997.

"Saat demokrasi dipasung, pers dikungkung dan suara rakyat tak dihitung. Tokoh berintegritas ini tak beringsut oleh godaan, tekanan dan ancaman. Saya percaya mas Arbi memilih masa depannya sendiri," ujarnya, Kamis (25/3).

Selain itu, Robikin pun terkenang akan statement Arbi Sanit pada laman Facebook-nya tanggal 19 Januari 2020, ketika terdapat beberapa pihak mendeklarasikan kerajaan di NKRI pada 2020.

"Sekarang musim membangkit kerajaan, bukan saja simbolik tapi disertai istana, raja dan ratu, punggawa, dengan pakaian dan upacara resminya," demikian ujar Arbi Sanit.

Lantas Mas Arbi (panggilan akrab Robikin kepada Arbi Sanit) melanjutkan, bahwa kondisi itu ada yang menanggapi sebagai gejala kultural, ada yang menerima sebagai hak berkumpul dan berorganisasi. Namun begitu, bagi Arbi hal itu perlu dilihat secara politik.

Kemudian, Arbi Sanit berargumen bahwa gejala kemunculan kerajaan beserta perangkat pendukungnya itu dapat membahayakan visi bernegara masyarakat yang gagal dimatangkan oleh penguasa dan pemerintah.

Malah, lanjut Arbi, kelakuan korup dan gila hormat penguasa membentuk ketidakpercayaan politik.

Sekalipun begitu, menurutnya, konsepsi dan institusi negara Indonesia mesti dihormati oleh warga negara.

"Tidak etis, tidak pantas dan lazim orang dan kelompok membentuk organisasi dengan label kerajaan yang berarti negara. Pembiarannya, membari peluang membentuk kilafah, imperium, kemaharajaan, yang semuanya itu mengacaukan konsepsi bernegara," demikian kata Arbi.

Maka, lanjut Arbi, kelompok dan organisasi pembentuk kerajaan atau negara, perlu ditertibkan istilah, atribut sampai upacara dan tempatnya.

"Selamat kembali pulang Mas Arbi. Semoga Allah SWT mengampuni segala salah-khilaf mas Arbi, menerima semua kabjikan yang mas Arbi lakukan dan membalasnya dengan keuntungan ukhrowi. Demikian halnya, semoga keluarga dan kami semua bisa meneruskan laku baik dalam upaya mewujudkan cita-cita para pendiri NKRI," pungkas Robikin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Edi Suwiknyo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper