Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wow! Warga +62 Habiskan Rp161 Triliun per Tahun untuk Berobat ke Luar Negeri

Menkes Budi Gunadi Sadikin mengusulkan agar Indonesia bisa melakukan pengembangan layanan unggulan berdasarkan spesialisasi penyakit untuk memenuhi kebutuhan penduduk Indonesia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin - Youtube Sekretariat Presiden
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin - Youtube Sekretariat Presiden

Bisnis.com, JAKARTA – Data Kementerian Kesehatan menunjukkan warga Indonesia merupakan kontributor terbesar untuk kunjungan medis ke luar negeri. Kemenkes menyebutkan total pengeluaran warga Indonesia mencapai Rp161 triliun per tahun dan 80 persen kunjungan ke Malaysia.

Menanggapi data tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengusulkan agar Indonesia bisa melakukan pengembangan layanan unggulan berdasarkan spesialisasi penyakit untuk memenuhi kebutuhan penduduk Indonesia.

“Saya mau RS kita jadi center of excellence. RS Kemenkes itu besar-besar, kalau bisa RS kita jadi pusat pengobatan di Asia, atau dunia. Bikin satu jadi kaya Mayo Clinic, dan semacamnya, intinya harus ke sana. RS harus punya ambisi besar,” kata Menkes pada bincang BLU bersama Kemenkeu, Jumat (19/3/2021).

Utuk bisa seperti itu, rumah sakit di Indonesia harus didorong agar berbasis riset. Dengan demikian, banyak orang yang akan menilai bahwa pelayanan di rumah sakit di Indonesia sudah lebih maju dan menjadi pilihan ketika membutuhkan pengobatan tertentu.

“Seperti Mayo karena dia punya riset medis yang ketat dan bagus orang datang ke sana. Kalau mau perawatan paling advance ya harus ke sana. Kalau bisa di Indonesia disesuaikan dengan penyakit yang prevalensinya tinggi,” ujarnya.

Kemudian, agar bisa berbasis riset, rumah sakit pemerintah diminta agar bisa bekerja sama dengan institusi pendidikan.

“Saya juga dorong setiap RS harus lakukan penelitian medis. Penelitian jangan dipakai hanya untuk pelayanan kesehatan, tapi untuk diberitahukan ke seluruh dunia. Masukan ke jurnal dunia. Ini harus ada budaya untuk punya good clinical practices, termasuk untuk penyakit-penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper