Bisnis.com, JAKARTA - Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan Uni Emirat Arab [UEA] baru saja menggelontorkan investasi di bidang riset persenjataan dan roket bersama dengan Indonesia sebesar US$3,8 miliar.
Kabar itu disampaikan Luhut saat memberi kata pengantar dalam Rapat Kerja Nasional Penguatan Ekosistem Inovasi Teknologi BPPT 2021, Jakarta, pada Selasa (9/3/2021).
“Kemarin dia [UEA] datang so high US$3,8 miliar, kenapa bisa berpuluh tahun baru sekarang bisa jalan, ya hubungan pribadi dan kita meletakkan posisi Indonesia negara penting,” kata Luhut.
Belakangan, Luhut memerinci, kerja sama riset bersama dengan UEA itu meliputi pengembangan senjata assault riffle, kapal, roket dan juga proyek aspal.
“Risetnya itu akan bersama dengan Uni Emirat Arab. Dia mau intellectual property-nya sharing dengan kita,” tutur Luhut.
Seperti diketahui, Abu Dhabi telah menjanjikan investasi besar-besaran di Indonesia. Bahkan, nilainya mencapai Rp315 triliun. Duit sebesar itu salah satunya akan dibenamkan untuk pembangunan Ibu Kota baru Indonesia.
Namun, belakangan disebut-sebut dana tersebut akan diinvestasikan melalui Lembaga Pengelola Investasi atau Sovereign Wealth Fund (SWF). Payung hukum SWF sendiri telah diakomodir dalam pengesahan UU Cipta Kerja.
Berdasarkan catatan Bisnis, pada awal tahun ini, Presiden Joko Widodo atau Jokowi langsung terbang ke UEA untuk menemui Putra Mahkota Mohammed bin Zayed Al Nahyan. Dalam pembicaraan terakhir, UEA menjanjikan investasi US$22,8 miliar atau setara dengan Rp335,16 triliun (kurs Rp14.700 per dolar AS).
Tentu saja, dengan syarat investasi tersebut harus dialirkan lewat SWF. UEA sendiri memiliki raksasa dana investasi bernama Abu Dhabi Investment Authority. Dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) SWF UEA itu mencapai US$579,62 miliar per Juli 2020.
Lembaga itu berada di urutan ketiga dunia, hanya kalah dari Norway Government Pension Fund milik Pemerintah Norwegia yang telah menghimpun dana kelolaan US$1,18 triliun serta China Investment Corporation milik Pemerintah China yang memiliki aset kelolaan US$940,6 miliar.
SWF lain yang juga cukup ternama dan selama beberapa tahun belakangan agresif berekspansi adalah Public Investment Fund (PIF) milik Pemerintah Arab Saudi. Bersama SoftBank, PIF mengembangkan proyek ambisius Neom bernilai US$500 miliar, yakni kota mandiri dengan kawasan ekonomi khusus di atas lahan seluas 26,500 km persegi.
SoftBank yang dipimpin Masayoshi Son bersama Pemerintah Jepang dikabarkan juga berminat untuk investasi dalam bentuk SWF guna membangun Ibu Kota baru RI. Ada empat lembaga setidaknya yang ingin mengembangkan Ibu Kota baru RI, salah satunya Abu Dhabi.