Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah perusahaan bioteknologi China tengah mengembangkan vaksin Covid-19 mRNA yang dapat disimpan di dalam lemari pendingin.
Guangzhou RiboBio telah mengujinya kepada hewan dan hasilnya menunjukkan vaksin berbasis mRNA tersebut dapat bertahan sekitar enam bulan jika disimpan pada suhu antara 2 hingga 8 derajat Celcius, demikian menurut harian Science and Technology Daily yang dikelola pemerintah.
Pendiri perusahaan Zhang Biliang mengatakan perusahaannya memiliki fasilitas bahan baku mRNA terbesar di China dengan kapasitas produksi hingga 100 juta orang per tahun.
Dia menjelaskan vaksin yang diproduksi dapat bertahan di suhu yang lebih tinggi karena teknologi lipid nanopartikel yang telah dipatenkan.
“Membandingkan vaksin mRNA dengan telur, Zhang mengatakan cangkang itu adalah senyawa lipid yang membawa fragmen mRNA, yang merangsang sistem kekebalan,” seperti dilansir dari South China Morning Post pada Minggu (7/2/2021).
Terlebih, produsen vaksin saat ini sedang mencari cara berbeda untuk menstabilkan dan membuat cangkang lebih aman.
Baca Juga
Sementara itu, peneliti Pusat Nasional untuk Nanosains dan Teknologi China kini tengah mengembangkan vaksin dengan sistem pengiriman berbasis nanocarrier.
Dengan sistem tersebut, penyuntikan bisa lebih efisien dan efek samping yang ditimbulkan dapat dikurangi.
Bersaing dengan negara Amerika dan Eropa lainnya, China telah menjadi produsen vaksin Covid-19 terdepan.
Seperti diberitakan Xinhua, peneliti Institut Obat Militer Chen Wei mendorong ilmuwan China untuk mengeksplorasi penggunaan inovasi teknologi seperti bioteknologi, big data, komputasi awan, dan kecerdasan artifisial untuk memahami virus lebih baik.
Dalam acara Kongres Rakyat Nasional pada Minggu, Chen yang juga merupakan penasihat politik pemerintah mendesak dilakukannya penelitian awal tentang vaksin, uji asam nukleat, dan reagen deteksi antibodi terhadap varian strain baru.